JAYAPURA – Sosok inspiratif dari timur Indonesia yang satu ini menjadi salah satu yang banyak dibicarakan belakangan ini.
Ialah Maria Jochu, yang disebut-sebut rela melepas tawaran pekerjaan dari banyak perusahaan asing setelah menyelesaikan pendidikannya dan memilih mengabdi pada tanah Papua.
“Jadi, pertama, orang tua yang bikin pulang. Kemudian ya Papua. Papua (saat ini) tidak baik-baik saja,” kata wanita itu dalam wawancara dengan Kementerian Keuangan pada tahun 2022.
“Jadi memang harus sekolah, dan memang harus kembali mengabdi. Kalau saya tidak menyaksikan dan merasakan langsung perkembangan dan perubahan apa yang terjadi di Papua, saya tidak bisa bantu untuk merubahnya. Jadi betul-betul harus merasakan setiap hal detail yang terjadi,” jelasnya.
Maria sendiri adalah lulusan Marshall University, Amerika Serikat. Ia memegang gelar Master dari program Human Resources yang dijalaninya dengan beasiswa LPDP.
Sebelum itu, ia telah lebih dulu menimba ilmu di Institut Pendidikan Dalam Negeri (IPDN)–yang disebutnya tidak akan membuat kedua orang tuanya pusing akan biaya.
Maklum, ia lahir dan besar di keluarga sederhana yang memiliki banyak anggota. Ayahnya adalah pegawai negeri, ibunya adalah ibu rumah tangga, dan ia adalah anak bungsu dari 8 bersaudara.
Meskipun dibatasi kondisi finansial keluarganya, ia memiliki semangat yang sangat besar untuk menimba ilmu.
Setelah lulus dari IPDN dan mengabdi kepada negara dalam waktu yang singkat, ia memberanikan diri untuk mengambil kredit pegawai untuk melanjutkan sekolahnya.
Kehausannya akan ilmu pengetahuan membawanya menerobos segala rintangan yang menghadang–termasuk keterbatasan dirinya sendiri dalam berbahasa Inggris.
Dengan bantuan Badan Pengelola Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kota Papua, ia mengikuti kursus bahasa Inggris dan mengetahui adanya beasiswa yang bisa mengantarnya berkuliah di luar negeri.
Tahapan demi tahapan ia lewati dengan tanpa mengenal lelah. Hingga akhirnya ia bisa mewujudkan mimpinya menimba ilmu di luar Indonesia.
Dan begitulah, setelah lulus dari Marshall University, Maria memilih pulang ke Indonesia untuk mengabdikan diri kepada masyarakatnya.
Setelah sebelumnya menjadi staf dan sekretaris lurah, ia kini diberi mandat sebagai lurah di Gurabesi, di pesisir Jayapura bagian Utara.
Meskipun begitu, ia belum juga berpuas diri. Ada banyak hal tentang Papua yang ingin dicapainya.
Salah satunya adalah mempunyai sebuah yayasan atau organisasi yang mewadahi para perempuan, terutama mama (sebutan untuk para ibu di Papua), serta anak-anak dengan tujuan agar mereka lebih bisa mandiri dan berdaya saing.
“Mereka itu harus dikasih harapan, mereka harus dikasih kekuatan ekstra, dikasih pemberdayaan,” katanya.
”Dan saya rasa kalau perempuan dengan anak kita berdayakan dengan baik, khususnya di Papua, mereka akan menopang pembangunan yang ada di Papua,” tambahnya.
Perempuan, lanjutnya, adalah fondasi utama sebuah keluarga bahkan negara.