JAKARTA – FFWI atau Festival Film Wartawan Indonesia tahun ini digelar bertepatan dengan dirayakannya Hari Film Nasional kemarin, Rabu (30/3). Memasuki perhelatan ke-12 nya, acara ini kembali bermitra dengan Direktorat Perfilman, Musik dan Media (PMM) Dirjen Kebudayaan, Kemendikbud Ristek Republik Indonesia.
Acara diluncurkan melalui siaran live streaming di kanal YouTube festivalwartawanid dan ditandai dengan acara pemotongan tumpeng yang digelar di Gedung Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta Selatan.
Dalam sambutannya, Ketua Panitia FFWI XII Wina Armada Sukardi mengungkap alasan pemilihan Hari Film Nasional sebagai hari peluncuran acaranya. Yaitu, menurutnya, perfilman Indonesia, sosok Usmar Ismail, dan wartawan sejatinya tidak dapat dipisahkan.
Usmar Ismail sebagai salah satu sosok yang ditetapkan sebagai Bapak Perfilman Nasional adalah titik awal perkenalan Indonesia dengan dunia perfilman.
Tanggal syuting pertamanya dalam menggarap film Indonesia “Darah dan Doa” atau “Long March of Siliwangi” pada 30 Maret 1950 dahulu disahkan menjadi Hari Film Nasional.
Usmar Ismail memperjuangkan film Indonesia agar dapat dibuat oleh orang Indonesia dan dikerjakan sepenuhnya oleh tenaga bangsa sendiri.
Di mata Wina, Usmar Ismail bukan hanya sineas dan produser, melainkan juga sosok wartawan yang handal, yang bahkan pernah menjabat posisi Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia.
Sehingga dengan begitu, menurutnya, wartawan merupakan bagian ekosistem perfilman Indonesia.
“Oleh karena itu, FFWI XII diluncurkan saat peringatan Hari Film Nasional bukan hanya tepat, tetapi juga relevan,” kata Wina Armada Sukardi.
FFWI sendiri adalah festival film yang melibatkan wartawan sebagai juri dan panitianya. Di festival ini, setiap genre atau jenis film yang memenuhi jumlah tertentu ikut dinilai.
Tahun ini, FFWI menambah genre action/laga ke dalam penilaiannya, menemani ketiga genre yang sudah ada pada tahun lalu yaitu drama, komedi, dan horor dengan tema utama yang diangkat adalah “Merayakan Film Indonesia”.
“Terlepas dari pelbagai permasalahan yang ada, dalam kaitan itu, perfilman Indonesia masih tetap eksis. Untuk itu, kita selayaknya bersyukur dan merayakanya,” kata Wina dalam keterangannya pekan lalu, Selasa (22/3).
Penyelenggaraan FFWI tahun ini pun disambut baik oleh Direktur PPM Ahmad Mahendra, yang juga mengharapkan agar acara ini dapat menjadi salah satu bagian dari kemajuan perfilman Indonesia.
“Kami mendukung FFWI XII, dan mengharap terus ada kemajuan, baik dalam kualitas penyelenggaraan maupun dalam produk pemenangnya,” kata Ahmad.
FFWI, lanjutnya, akan menjadi bagian aktif dalam memajukan dan menjaga kualitas film Indonesia, sehingga nantinya penyelenggaraan maupun pemenang FFWI 2022 semakin matang dan berkualitas dengan sendirinya.