JAKARTA – Dosen Pengajar Alkitab Ibrani asal Indonesia Rita Wahyu Wulandari mengatakan bahwa bulan Elul adalah masa yang digunakan oleh masyarakat Yahudi untuk merefleksikan diri dengan berpuasa dan berdoa.
Bulan Elul adalah bulan ke-6 dari Kalender Yahudi, yaitu 1 bulan menjelang Hari Raya Tahun Baru Yahudi yang secara tradisi jatuh pada tanggal 1 bulan ke-7. Bulan Elul berjumlah 29 hari.
“Dan sehabis bulan ini, orang-orang Yahudi akan merayakan Hari Raya Kepala Tahun atau disebut Rosh Hashanah yang segera tiba pada tanggal 1 bulan Tisri tahun 5781,” ujar Rita mengawali kelas tanya jawab yang Ia lakukan lewat kelas online yang Ia unggah lewat media sosial Youtube tahun 2020 lalu.
Masa bertobat, berpuasa dan berdoa selama satu bulan penuh ini dilakukan masyarakat Yahudi ini juga dikenal dalam masyarakat Muslim dengan nama bulan Ramadan. Perayaan ini justru tidak ada dalam tradisi orang Kristen.
Iya betul, bulan Ramadan,” ujarnya lagi.
Kata Rita, tradisi berpuasa di bulan Elul bagi masyarakat Yahudi sudah berlangsung selama 6 abad sebelum masa Yesus Kristus. Sementara Islam baru muncul di abad ke-7 Masehi.
Rita menjelaskan bahwa tradisi Yahudi sebagaimana tertulis dalam Bava Bathra 121a menjelaskan bahwa Elul adalah bulan ketika Musa naik ke Gunung Sinai untuk kedua kalinya dan tinggal selama 40 hari setelah insiden anak lembu emas.
Insiden anak lembu emas adalah saat orang Israel yang dibawa keluar dari Tanah Mesir menuju Kanaan akhirnya memuja anak lembu emas karena menganggap Musa sudah terlalu lama berdoa di atas Gunung Sinai. Saat turun untuk yang pertama kalinya, Musa membanting Dua Loh Batu berisi 10 perintah Allah karena melihat bangsa Israel tengah menyembah anak lembu emas.
Tradisi Yahudi menceritakan bahwa Musa menghabiskan periode antara bulan baru Elul, Rosh Khodesh Elul dan Hari Raya Penebusan, Yom Kipur (hari ke-10 bulan Tishrei. Dimana Musa selama 40 hari berdoa untuk pengampunan Tuhan bagi bangsa Israel dan turun saat periode pertobatan selesai.
Elul juga adalah panggilan kepada masyarakat Yahudi untuk bertindak bijaksana melalui perenungan selama sebulan penuh.
Selama berpuasa, bangsa Yahudi akan membacakan doa-doa yang ada dalam Alkitab, khususnya Kitab Mazmur Pasal 27 dua kali dalam saru hari dan membunyikan shofar (sangkakala). “Semua itu dilakuan sebagai ibadah secara khusus untuk menyambut Tahun Baru,” tandasnya.