20.2 C
Indonesia

Badai La Nina Masuk Indonesia, Dirjen PSP Imbau Petani Tanam Inpari 29 Dan Inpari 30

Must read

JAKARTA – Efek samping dari Badai La Nina yang akan masuk ke wilayah Indonesia adalah tingginya curah hujan yang berakibat buruk pada pertanian petani. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa badai La Nina akan menyebabkan udara terasa lebih dingin atau mengalami curah hujan yang lebih tinggi.

Ancaman hidrometeorologi dipastikan akan meningkat di beberapa wilayah yang rawan. Beberapa bentuk bencana hidrometeorologi akibat curah hujan tinggi adalah longsor, banjir, banjir bandang, jalan licin, pohon tumbang, dan lain sebagainya.

Khusus untuk pertanian, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian(PSP) Ali Jamil mengatakan telah menyiapkan beberapa skenario. Namun, kepada petani Ia meminta agar mematuhi beberapa hal agar tidak mengalami gagal panen.

Baca Juga:

“Percepatan tanam untuk menghindari bulan terjadinya puncak genangan (Januari, Februari),” ujar Ali Jamil saat berbincang dengan The Editor beberapa waktu lalu.

Ia juga meminta petani turut serta melakukan normalisasi saluran-saluran pembuangan di sekitar area pertanian sehingga memudahkan air untuk mengalir saat terjadi hujan lebat. Cara ini juga akan menjauhkan area pertanian dari banjir bila berdekatan dengan saluran irigasi.

Tak hanya itu, Ali mengatakan bia tim PSP pertanian akan turun tangan dengan mengaktifkan Brigade Alsintan (alat-alat pertanian), khususnya alat berat untuk menormalisasi air. Alat-alat ini akan diturunkan ke daerah-daerah yang dianggap rawan terjadi banjir.

Untuk padi, Ali mengimbau petani untuk menanam jenis Inpari 29 dan Inpari 30 Ciherang Sub 1:6 yang dianggap tahan banjir, terutama saat badai La Nina terjadi. Data dari Litbang Pertanian mengungkapkan bahwa Inpari 29 cocok ditanam di sawah irigasi dataran rendah sampai ketinggian 400 m dpl (dari permukaan laut) terutama di daerah rawan banjir dengan rendaman keseluruhan fase vegetative selama lebih dari 14 hari.

Selain itu, padi jenis Inpari 30 Ciherang Sub 1 juga diketahui tahan terhadap rendaman, sehingga diharapkan dapat menunjang produksi yang tinggi dengan keadaan perubahan iklim yang ekstrim terutama resiko akibat banjir dan genangan.

Inpari 30 Ciherang Sub 1 sesuai ditanam di sawah dataran rendah hingga ketinggian 400 m dpl, di daerah luapan sungai, cekungan dan rawan banjir lainnya dengan rendaman
keseluruhan fase vegetatif selama 15 hari.

Padi Kapal Selam

Litbang Pertanian mengungkapkan bahwa Inpari 30 memiliki keunggulan sebagai padi “kapal selam” artinya dia bisa hidup terendam air 15 hari nonstop pada saat masa vegetatif.

Dinamakan Ciherang sub 1 karena memang berasal dari Ciherang yang disusupi gen ketahanan terhadap rendaman. Di pertanaman Inpari 30 termasuk sangat bagus pertumbuhannya.

Postur tanaman padi ini juga tinggi, batang kaku dengan daun lebih lemas dan produksinya tidak kalah dari Ciherang. Varietas ini diharapkan bisa menjadi solusi bagi petani yang berada di lahan semi rawa yang rentan terhadap banjir.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru