JEPANG – Gion adalah sebuah distrik yang diisi oleh puluhan kedai teh khas Jepang. Untuk masuk ke tempat ini memang membutuhkan uang yang tidak sedikit karena teh yang disajikan juga mahal.
Tapi, bagi masyarakat Jepang, kedai teh di Gion sama halnya seperti kedai teh biasa pada umumnya. Pertunjukan Geisha di kedai teh ini yang membuatnya berbeda.
Mengapa berbeda?
Geisha bukanlah wanita penghibur sebagaimana diketahui orang dewasa ini. Geisha adalah seniman. Untuk menjadi Geisha, seorang wanita harus melalui masa puluhan tahun lamanya.
Menjadi Geisha sangat sulit, mereka harus belajar kesenian seperti tarian, bermain musik dan akting.
Semuanya harus dipelajari dari masa kuno Jepang. Oleh karena itu menonton atraksi Geisha terkenal cukup sangat mahal.
Di Gion, Kyoto, Geisha akan keluar bila diperlukan. Dengan kimono yang indah mengikat tubuh mereka dan make up sempurna dilengkapi sepatu kayu khas Jepang, Geisha akan berjalan secepat angin tanpa kehilangan keanggunannya.
Baca Juga: Terhitung April 2024, Pemerintah Jepang Akan Tutup Distrik Gion Khusus Geisha Untuk Turis
Seorang Geisha yang tengah keluar dari salah satu kedai teh akan selalu jadi sorotan turis. Ratusan turis memang sengaja datang ke Gion untuk melihat Geisha lewat atau sekedar mengantarkan tamu keluar kedai.
Gion memang sangat berbeda, meski daerah tujuan wisata tapi tidak semua turis bisa masuk kesana.
Masuk ke Gion rasanya seperti memasuki Jepang di tahun 80-an. Mobil yang masuk ke area ini rata-rata sedan mewah seperti Mercedes atau Bentley.
Beberapa kali taksi lalu lalang di tempat ini, dan semua turis tahu bahwa naik taksi di Jepang adalah barang mewah. Jadi, saat berada disini rasanya sama seperti menunggu Yakuza datang.
Seorang Geisha ternyata lewat saat kami datang dengan baju berwarna ungu terang.
Ia berjalan cepat menghindar dari jepretan kamera turis yang melihatnya seperti artis yang tengah berjalan di karpet merah.
Dengan langkah cepat Ia menghindar dari turis-turis yang memanggilnya. Ia juga sangat terganggu saat dipanggil oleh turis.
Namun Geisha ini tidak bisa lakukan apa-apa. Mereka memang sangat sopan tapi tegas. Dan hanya sekelebat saja, Ia sudah menghilang dari jalanan masuk kembali ke kedai teh.
Bila ingin menikmati pertunjukan Geisha dengan harga terjangkau, anda dapat berjalan menuju sudut jalan Gion.
Sebuah gedung di bagian kiri jalan disediakan untuk turis yang ingin belajar tentang Geisha. Mereka yang ingin menyaksikan keberadaan mereka cukup membayar sekitar Rp350.000 – Rp400.000 per orang.
Dengan harga ini, anda akan mendapat kesempatan untuk minum teh sambil belajar tentang cara Geisha menuang teh.
Seorang Geisha akan memainkan alat musik yang disebut Samisen di tengah ruangan. Ingat bahwa minum teh ala Jepang artinya duduk diatas lantai.
Namun, bila anda ingin menikmati pertunjukan Geisha yang lebih ekslusif, mereka menyediakan paket yang harus dipesan online.
Satu orang dibanderol harga Rp1.500.000 – Rp2.500.000. Tergantung paket yang mereka tawarkan.
Untuk menghormati Geisha, sebagai turis anda tidak disarankan untuk tidak mengajak mereka bicara, tidak mengajak mereka berfoto bersama dan tidak memotret sembarangan sampai mereka merasa terganggu dan terancam.
Dalam budaya Jepang, Geisha sangat dihormati. Jadi, mengganggu Geisha sama halnya dengan membangunkan amarah warga Jepang.
Karena masyarakat Jepang tidak pernah mengganggu Geisha saat melintas di jalan raya.
Menarik jalan ceritanya. Yang lebih menarik adalah figur Geisha nya yang membuat produk teh Jepang ini menjadi mahal. Luar biasa. Semoga trik ini menjadi salah satu contoh promosi pariwisata di Indonesia khususnya di NTT.