JAKARTA – Menyusul kesuksesan debutnya di tahun 2022, Meat & Livestock Australia (MLA) kembali menghadirkan National Butchery and Cooking Competition di Indonesia.
Dengan menggandeng Trade and Investment Queensland (TIQ), kompetisi kali ini disebut menjadi “platform utama” untuk menampilkan bakat chef Indonesia dan memperdalam pengetahuan mereka tentang dunia daging sapi Australia.
“Antusiasme dan kegembiraan dari kompetisi tahun lalu telah menginspirasi kami untuk menghadirkan kembali National Butchery and Cooking Competition tahun ini di Indonesia,” kata Manajer Regional MLA Asia Tenggara Valeska dalam rilis yang diterima The Editor, Kamis (30/11).
“Kami ingin memberikan kesempatan ini kepada para chef muda dan chef profesional Indonesia untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang berbagai potongan daging sapi yang dapat diolah melalui berbagai metode memasak, karena kami melihat bahwa Indonesia memiliki banyak potensi baik dalam hal bakat maupun industri,” tambahnya.
Valeska menutup pernyataannya dengan mengatakan bahwa kompetisi ini dapat bermanfaat bagi talenta dan industri sebagai wadah untuk memberikan produk berkualitas kepada konsumen sambil mempelajari daging sapi Australia yang terbaik.
Diketahui, rangkaian kompetisi telah berlangsung sejak Oktober dengan pelatihan dan lomba di empat kota yakni Bali, Bandung, Jakarta, dan Surabaya.
Terdiri dari kategori chef profesional dan chef muda (siswa dari institusi pendidikan kuliner), para pemenang dari masing-masing kategori dan kota bertemu di grand final yang diadakan pada Kamis di Raffles Hotel Jakarta.
Pada tahapan grand final ini, para chef diminta untuk membuat hidangan Indonesia dengan menggunakan daging sapi terbaik yang berasal dari negara bagian Queensland, Australia.
“Dengan pulihnya pertumbuhan yang kuat di sektor perhotelan dan pariwisata pasca-Covid, industri kuliner telah mengalami peningkatan permintaan yang pesat,” kata Direktur TIQ Ben Giles.
“Mengingat Queensland adalah negara bagian penghasil sapi terbesar, kami ingin produk daging sapi dari Queensland sebagai pilihan utama dalam benak konsumen untuk daging sapi,” tambahnya.
Lebih lanjut, Giles mengatakan bahwa pihaknya, melalui kompetisi ini, berupaya memberikan informasi mengenai variasi dan kualitas potongan daging sapi yang beragam di kalangan para chef berbakat.
Menurutnya, pertukaran keahlian gastronomi selama acara ini tidak hanya mendukung pengembangan keterampilan, tetapi juga membangun hubungan yang langgeng di tengah lanskap kuliner yang terus berkembang di Indonesia.
Adapun penilaian kompetisi ini meliputi rasa hidangan–yang mencakup 50 persen poin penilaian, presentasi, persiapan profesional, kebersihan dan sisa makanan, mise-en-place dan metode kerja, serta pelayanan.
Juara satu dari masing-masing kategori mendapatkan Rp7.500.000, juara dua masing-masing kategori mendapatkan Rp5.000.000, sementara juara tiga masing-masing kategori mendapatkan Rp2.500.000.