20.6 C
Indonesia

Lubang Hitam Ini Memuntahkan Kembali ‘Makanannya’ Setelah Tiga Tahun, Ada Apa?

Must read

JAKARTA – Sudah bukan hal yang asing bagi para ilmuwan menyaksikan black hole alias lubang hitam di luar angkasa menyedot apa pun yang berada di dekatnya.

Gravitasi dari benda angkasa yang satu ini diketahui memang sangat kuat sehingga materi apa pun itu, bahkan cahaya sekali pun, tidak bisa lolos dari tarikannya.

Di tengah pemahaman tersebut, para ilmuwan dibuat tertegun dengan pemandangan salah satu lubang hitam yang mengeluarkan lagi ‘santapannya’ setelah bertahun-tahun.

Baca Juga:

Kejadian itu tepatnya disaksikan pada tahun lalu, tiga tahun setelah sebuah lubang hitam yang terletak di suatu galaksi yang jaraknya 665 juta tahun cahaya itu disebutkan menjadi sangat aktif pada tahun 2021.

Fenomena itu dideskripsikan oleh Tvette Cendes, astronom di Center for Astrophysics (CfA).

Ia mengatakan bahwa lubang hitam supermasif ini terpantau melontarkan kembali bintang yang dilahapnya.

“Ini membuat kami benar-benar terkejut–tidak ada yang pernah melihat hal ini sebelumnya,” tuturnya, dikutip dari The Harvard Gazette.

Tidak hanya itu, material yang dikeluarkan kembali oleh lubang hitam itu pun didorong dengan kecepatan yang luar biasa, yakni setengah kecepatan cahaya.

Para ilmuwan menyebut fenomena ini sebagai peristiwa gangguan pasang surut (TDE), namun penyebabnya belum diketahui.

“Kami telah mempelajari TDE dengan teleskop radio selama lebih dari satu dekade, dan terkadang kami menemukan mereka bersinar dalam gelombang radio saat mereka memuntahkan materi saat bintang pertama kali dikonsumsi oleh lubang hitam,” ungkap rekan peneliti Edo Berger, dikutip dari Okezone.

“Tetapi, di AT2018hyz ada keheningan radio selama tiga tahun pertama, dan sekarang secara dramatis menyala untuk menjadi salah satu TDE paling bercahaya radio yang pernah diamati,” lanjutnya.

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, para astronom dan ilmuwan telah berulang kali menyaksikan lubang hitam melahap apa pun di dekatnya, serta momen “spaghettification” yang menyertai proses tersebut.

Ketika menyaksikan hal yang sama terjadi pada tahun 2018 lalu, mereka pun menilainya sebagai sesuatu yang “biasa-biasa saja.”

Akan tetapi, untuk beberapa alasan, arus keluar spaghettification kali ini tertunda sangat lama dan jauh lebih cepat daripada arus keluar biasanya.

“Ini adalah pertama kalinya kami menyaksikan penundaan yang begitu lama antara momen makan dan aliran keluar,” ujar Berger kemudian.

“Langkah selanjutnya adalah mengeksplorasi apakah ini benar-benar terjadi lebih teratur dan kami belum melihat TDE cukup terlambat dalam evolusinya,” tutup Berger.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru