20.3 C
Indonesia

90% Warganya Sudah Divaksin, Australia Hapus Lockdown

Must read

AUSTRALIA – Pemerintah Australia tidak akan menerapkan kembali kebijakan memakai masker ataupun lockdown, ucap Perdana Menteri Scott Morison pada Selasa (21/12). Ia meminta warga Australia untuk bertanggung jawab pada keputusan pribadi di tengah-tengah lonjakan kasus penularan Covid-19 terbaru menjelang musim liburan.

Pada konferensi pers, Morison mengatakan bahwa Australia harus bergerak melampaui pemerintah yang menurutnya, “keras kepala”; setelah dia mendesak otoritas negara bagian dan lokal untuk beralih dari kewajiban menggunakan masker dan lockdown.

Morison mengakui bahwa penyesuaian dalam mengurus varian Omicron adalah sesuatu yang harus, namun ia bersikukuh untuk tidak akan kembali lockdown. Ia juga memperhatikan masih banyak yang belum diketahui dari varian ini, lalu menambahkan bahwa orang-orang yang sudah divaksin akan jauh lebih terlindungi dibanding mereka yang belum.

Baca Juga:

Perdana Menteri Australia mengkritisi pemerintah negara-negara bagian karena memperlambat vaksinasi nasional dan mendorong mereka untuk kembali membuka pusat-pusat vaksinasi di negara bagian. Hal ini tidak lain ditujukan untuk mempercepat pemberian dosis pemacu (booster doses).

Sementara itu, dua negara bagian terbesar Australia telah mencatat rekor infeksi harian yang didorong oleh tingginya penularan varian Omicron di sana.

Kutipan Penting

“Kita tidak akan kembali lockdown. Kita akan terus maju ke depan, hidup bersama virus ini dengan pikiran positif dan tanggung jawab,” ucap Morison, kembali menegaskan pendiriannya yang mengajak warga Australia untuk belajar hidup bersama virus Covid-19.

Jumlah Yang Besar

Berdasarkan perhitungan Sydney Morning Herald, sebanyak 89.59% persen dari jumlah total warga Australia yang dapat divaksin, yang berusia lebih dari 12 tahun, sudah mendapatkan dosis vaksin secara penuh. Australia mulai meniadakan bentuk-bentuk pembatasan selama pandemi ketika angka vaksinasi nasional sudah mencapai 80%.

Pernyataan Morison tersebut disuarakan ketika Australia tengah menghadapi gelombang terburuk selama pandemi Covid-19, yang didorong oleh tingginya penularan varian Omicron. Pada hari Selasa, negara ini mencatat sekitar 4.600 kasus baru ditemukan, mengalahkan angka sebelumnya pada akhir pekan yaitu 4.100 kasus.

Kejadian ini mengingatkan pemimpin-pemimpin negara bagian untuk mendorong Morison agar segera mempercepat program penyuntikan booster dan mengizinkan orang-orang mendapatkan hak dosis vaksin tambahan mereka empat bulan setelah dosis kedua.

The Australian Technical Advisory Group on Immunisation juga mempertimbangkan kebutuhan untuk mengklasifikasikan kembali pengertian “sudah sepenuhnya divaksinasi” pada orang-orang yang sudah mendapatkan dosis ketiga, dibanding mereka yang baru mendapatkan dua dosis vaksin.

Latar Belakang

Pada 2020, Australia mengandalkan beberapa lockdown terketat di dunia serta pembatasan-pembatasan yang diterapkan pada kontrol perbatasan untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 di dalam wilayah mereka.

Akan tetapi, pemerintah Morison mengisyaratkan niat mereka untuk menjauhi upaya peniadaan Covid-19 setelah dihadapkan dengan merebaknya varian Delta yang persisten awal-awal tahun ini.

Setelah mereka dengan cepat memberikan vaksinasi di seluruh negeri, Morison mengindikasi bahwa Australia akan hidup bersama virus ini ketika sebagian besar populasi sudah sepenuhnya mendapatkan vaksin.

Sudah lebih dari dua bulan ini, Australia telah melonggarkan pembatasan-pembatasan terkait Covid-19 dengan angka vaksinasi yang telah mencapai 80% dari keseluruhan.

Munculnya varian Omicron kemungkinan menjadi ancaman terbesar bagi strategi negara ini setelah memudarnya keefektifan vaksin jenis Pfizer dan AstraZeneca yang sebelumnya digunakan di seluruh negeri.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru