21.9 C
Indonesia

Teknik Jemput Bola Bapenda Makassar Dalam Memungut Pajak Mendapat Apresiasi

Dirikan Stand Khusus Untuk Bayar Pajak di Acara Festival,  Bapenda Makassar Mendapat Apresiasi

Must read

JAKARTA – Teknik Jemput Bola yang digunakan oleh  badan pengelola pendapatan daerah (Bapenda) Kota Makassar   saat memungut PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) mendapat apresiasi dari Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) Armand Suparman.

Sebagaimana diketahui, Bapenda Kota Makassar mendirikan stand khusus untuk membayar PBB di setiap ajang festival musik, seni dan budaya berkelas nasional dan internasional.

Berbagai macam hadiah menarik disiapkan agar masyarakat tertarik membayar pajak melalui sistem aplikasi digital yang disebut PAKINTA. 

Baca Juga:

Salah satunya dalam ajang festival yang digunakan oleh Bapenda Makassar beberapa waktu lalu adalah Internasional Eight Festival atau F8 Makassar.

Disana, Bapenda Kota Makassar memberikan hadiah minyak goreng berukuran 1 kg secara gratis untuk setiap orang yang mau membayar pajak.

Tak main-main, nilai transaksi pembayaran PBB selama perhelatan F8 yang hanya berlangsung selama 5 hari mencapai Rp 3,073 Milyar.

“Kita beri apresiasi ke daerah yang berinovasi seperti itu,” ungkap Armand saat berbincang dengan Redaksi The Editor pada Sabtu (10/8).

“Hal ini yang menurut kami dilihat Pemkot Makassar dengan teknik jemput bola. Mereka pakai event nasional dan Internasional untuk menarik pajak. Menurut kami itu sangat inovatif,” tambahnya.

Selama ini, lanjutnya, tidak banyak daerah yang berhasil mendorong PAD (Pendapatan Asli Daerah) dari sektor PBB dan retribusi. 

Hal ini terjadi karena kepala daerah memiliki inovasi   dan kebijakan yang jelas dalam pemungutan pajak.

Selain itu, masih kata Armand, masih banyak kepala daerah yang terkendala dalam manajemen data wajib pajak di wilayahnya.

Hal ini membuat PAD daerah cenderung rendah padahal di lokasi mereka terdapat banyak hotel, restoran serta tempat hiburan.

“Ada banyak hotel di sana tapi tidak muncul di penerimaan,” ungkapnya.

Ia berharap, pejabat daerah belajar ke Pemda Makassar tentang tata cara meningkatkan PAD mereka masing-masing.

Bila perlu, menurutnya, inovasi yang dilakukan oleh Bapenda Makassar tersebut di terapkan oleh kepala daerah lain.

Armand juga mengapresiasi sistem digital data wajib pajak yang dilakukan oleh Bapenda Makassar. Karena menurutnya seluruh kepala daerah harus menggunakan sistem yang modern semacam itu untuk meningkatkan PAD.

Meski demikian, ia akui sistem digitalisasi pemungutan pajak memiliki kelemahan karena masih sulit meminta wajib pajak untuk tetap komitmen membayar pajak setiap tahun.

“Kelemahan digitalisasi ada di komitmen pembayar pajak,” ungkapnya.

Namun, cara yang dilakukan oleh Bapenda Makassar dengan menarik perhatian publik lewat festival dinilai Armand sangat efektif.

“Pemda juga bisa manfaatkan aktivitas lain, misalnya di pasar atau kegatan yang hadirkan massa yang banyak.  Itu Menurutnya kami strategi yang cukup itu,” tandasnya.

APA ITU PAKINTA?

Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Makassar memperkenalkan aplikasi Pakintaki atau Pajak Terintegrasi  Terdigitalisasi. Ini dilakukan guna memudahkan layanan akses bayar pajak daerah di Makassar.

Sistem ini dibuat untuk memberi kemudahan membayar pajak. Salah satu tempat yang digunakan oleh Bapenda Makassar adalah mal. Disana, petugas akan mendatangi sejumlah orang untuk memperkenalkan aplikasi pakintaki.

Dengan sistem ini, masyarakat dijamin tak perlu lagi repot-repot melakukan pembayaran pajak. 

Cukup dengan mengunduh aplikasi Pakintaki di playstore dia sudah bisa membayar pajak dan mencari informasi layanan pajak di Kota Makassar melalui ovo, gopay linkaja dan beberapa proses pembayaran lainya.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru