PRANCIS – Mencairnya es di kutub akibat pemanasan global tidak hanya membuat permukaan air laut meningkat dari waktu ke waktu, namun juga melepaskan berbagai misteri dan ancaman yang mau tidak mau harus dihadapi oleh penghuni planet ini.
Seperti yang dikabarkan setelah penemuan ‘virus zombie’ baru-baru ini. Banyak orang mulai waspada akan ‘kebangkitan’ virus itu di tengah pandemi Covid-19 yang juga belum sepenuhnya berakhir.
Terlebih ketika para ilmuwan mengatakan bahwa virus tersebut berpotensi menyebabkan infeksi dan dapat menjadi ancaman besar bagi manusia.
Adapun virus yang dimaksud adalah virus yang berasal dari permafrost (lapisan tanah beku bersuhu kurang dari 0°C) di Siberia, Rusia. Virus tersebut ditemukan setelah terperangkap selama ribuan tahun.
Total ada 13 virus baru yang diidentifikasi oleh tim ilmuwan dari sampel permafrost tersebut. Salah satunya adalah yang luas dikenal sebagai virus zombie, alias Pandoravirus yedoma.
Tim ilmuwan yang dipimpin oleh ahli mikrobiologi Jean-Marie Alempic dari Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis menetapkan bahwa virus yang berusia 27.000 hingga 48.500 tahun ini berpotensi menimbulkan ancaman bagi kesehatan masyarakat.
Meskipun begitu, studi lebih lanjut masih diperlukan untuk menilai bahaya patogen yang masih belum diketahui oleh manusia ini.
Para ilmuwan juga belum dapat menentukan seberapa menular virus ini dalam situasi tertentu, seperti saat setelah terpapar cahaya, panas, atau oksigen.
Kepada Science Alert, ahli virologi Eric Delwart dari University of California mengatakan bahwa virus zombie ini hanyalah permulaan dalam mengeksplorasi apa yang tersembunyi di bawah permafrost.
“Jika penulis benar-benar mengisolasi virus hidup dari permafrost kuno, kemungkinan virus mamalia yang lebih kecil dan lebih sederhana juga akan bertahan dalam keadaan beku selama ribuan tahun,” kata Delwart, dikutip dari Tirto.
Para ilmuwan memperingatkan bahwa hampir seperempat dari Belahan Bumi Utara sarat akan permafrost yang mengandung bakteri dan virus yang membeku secara permanen.
Saat iklim menghangat, permafrost mencair secara permanen, melepaskan bahan organik yang membeku selama jutaan tahun.
Keadaan ini diperparah dengan efek rumah kaca yang juga dapat timbul dari bebasnya bahan-bahan organik tersebut seperti metana dan karbon dioksida.
Itu artinya, mencairnya es karena iklim akan melepaskan bahan-bahan yang juga semakin memperparah iklim serta virus-virus yang berbahaya bagi kelangsungan hidup di planet ini.