23.4 C
Indonesia

Terdampak Konflik Rusia-Ukraina, Moldova Akan Terima Donor Lebih dari 600 Juta Euro dari Uni Eropa

Must read

MOLDOVA – Beberapa negara Eropa, termasuk Jerman, Prancis, dan Rumania, menjanjikan bantuan sebesar 659,5 juta euro (sekitar 10,3 triliun rupiah) untuk Moldova, karena negara itu menghadapi tantangan yang semakin besar akibat konflik Rusia-Ukraina yang berdekatan dengan wilayahnya.

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan pada bahwa sekutu akan segera memobilisasi dukungan untuk Moldova untuk membantu negara itu mengelola krisis pengungsi, mengatasi masalah keamanan, dan mengurangi ketergantungannya pada Rusia.

Hal itu disampaikannya pada konferensi donor internasional yang diadakan di Berlin pada hari Selasa (5/4) kemarin.

“Ini bukan bantuan untuk Moldova. Ini tentang kita. Ini juga tentang keamanan kita. Ini tentang proyek perdamaian Eropa bersama kita,” ujar Baerbock.

Ia kemudian menegaskan bahwa negara-negara Uni Eropa (UE) akan memperkuat kerja sama mereka dengan Moldova dengan perspektif jangka panjang.

“Perang Rusia bukan hanya serangan terhadap rakyat Ukraina. Ini juga merupakan serangan terhadap tatanan internasional berbasis aturan kita dan nilai-nilai kita,” paparnya, lalu mengutuk Moskow atas ancamannya terhadap negara-negara di kawasan itu.

“Semua orang berhak menentukan masa depan mereka sendiri. Tidak seorang pun harus berada di bawah belas kasihan tetangga mereka yang lebih kuat. Baik rakyat Ukraina, maupun rakyat Moldova,” tambah Baerbock.

Tidak berhenti sampai di situ, Baerbock lantas melanjutkan bahwa negara-negara UE juga akan memperkuat ketahanan bidang keuangan Moldova.

“Untuk tujuan ini, kami sepakat hari ini untuk mendukung Moldova dengan pinjaman, dukungan anggaran, dan bantuan keuangan lainnya senilai 695 juta euro,” pungkasnya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian, yang menjadi tuan rumah konferensi tersebut, berterima kasih kepada Moldova karena membuka perbatasan mereka bagi para pengungsi Ukraina.

Ia berjanji bahwa negara-negara Eropa akan menunjukkan solidaritas yang kuat dengan negara tersebut.

“Mobilisasi dukungan ini akan berhasil, bukan hanya karena solidaritas atau kemurahan hati kami, tetapi juga karena kami memahami dengan jelas bahwa kita memiliki kepentingan bersama. Keamanan Anda adalah keamanan kami,” tegasnya.

Masuknya pengungsi

Pada kesempatan tersebut, Perdana Menteri Moldova Natalia Gavrilita mengatakan bahwa negaranya menampung sekitar 100.000 pengungsi dari Ukraina.

“Sejak awal perang, 400.000 pengungsi telah melintasi perbatasan Moldova dan 100.000 telah memutuskan untuk tinggal,” ujarnya.

Ia melanjutkan bahwa hampir setengah dari para pengungsi adalah anak-anak, menyebutnya sebagai “populasi yang rentan”.

Gavrilita mengatakan bahwa Moldova, dengan populasi sebanyak 2,5 juta, telah mencoba menyediakan pengungsi dengan kondisi yang layak berkat “mobilisasi yang belum pernah terjadi sebelumnya” oleh sektor publik dan swasta.

Akan tetapi, ia mengakui bahwa “mengatasi arus masuk ini adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi pemerintah Moldova selama tiga dekade terakhir.”

Selain bantuan keuangan, lanjutnya, Moldova juga membutuhkan bantuan membangun interkoneksi listrik ke Rumania.

Gavrilita lantas meminta UE untuk membuka pasarnya bagi impor pertanian dari negaranya yang menjauh dari Rusia.

Menteri Pembangunan Jerman Svenja Schulze mengatakan bahwa Moldova sangat rentan selama konflik Rusia-Ukraina mengingat ketergantungan negara tersebut pada gas Rusia hampir 100 persen.

Harga gas telah meningkat hampir delapan kali lipat dalam enam bulan terakhir, dan inflasi telah meningkat menjadi 18 persen, katanya.

 

Sumber: Al Jazeera

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Artikel Baru