THE EDITOR – Dalam rangka memperingati 45 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia dan Kenya, KBRI Nairobi sukses menggelar seminar bertajuk “Indonesia-Kenya @45: Closer Relations, Stronger Cooperations”, di Saritt Expo Centre, Nairobi, Kenya (17/9/2024).
Seminar yang dilaksanakan di sela-sela Indonesia Nairobi Expo (IndoNEX) 2024 tersebut diawali dengan pembukaan acara secara resmi oleh Duta Besar RI di Nairobi, Dr. Mohamad Hery Saripudin, dan Sambutan Kunci (keynote speech) oleh Direktur Jenderal Politik dan Hubungan Diplomatik, Kementerian Luar Negeri dan Diaspora Kenya, Duta Besar Eliphas Mugendi Barine.
Kegiatan yang dihadiri sekitar 150 peserta secara daring/luring, terdiri dari pejabat pemerintah, akademisi/think-tank/mahasiswa/I berbagai universitas di Kenya, pengamat politik, pelaku bisnis, pelaku seni budaya, media massa, serta pemangku kepentingan terkait.
Dalam keterangan yang diterima oleh Redaksi The Editor pada Rabu (18/9/2024) sesi pembukaan, Dubes Hery Saripudin, menyoroti pentingnya hubungan dan kerja sama Indonesia dan Kenya selama 45 tahun ini, termasuk kunjungan kenegaraan Presiden RI, Bapak Joko Widodo ke Kenya pada tahun 2023, yang menghasilkan penandatanganan 15 perjanjian bilateral (G-to-G, B-to-B, G-to-B).
Hal ini dinilai semakin memperkuat kerja sama di berbagai bidang strategis, dan mencerminkan komitmen kedua negara untuk terus memperkuat hubungan dan kerja sama bilateral. Hubungan dan kerja sama kedua negara juga telah meluas tidak hanya di tingkat pemerintah, tetapi juga di tingkat parlemen, bisnis, akademisi, dan antar masyarakat.
Dubes Hery Saripudin lebih lanjut menjelaskan bahwa pada tahun 2023, nilai perdagangan bilateral Indonesia dan Kenya meningkat 2 kali lipat, mencapai US$464,44 juta.
Di bidang investasi, kedua negara juga telah mempromosikan kerja sama pengembangan panas bumi sebagai energi bersih terbarukan, melalui kerja sama. PT. PERTAMINA Geothermal Energy dengan mitra lokal di Kenya, untuk membangun PLTPB di Gunung Suswa, Kenya.
Selain itu, lanjutnya, pada Indonesia-Afrika Forum ke-2 tanggal 1-3 September 2024, di Bali, Biofarma (Indonesia) dan Biovax (Kenya), juga telah menyepakati rencana pembangunan fasilitas produksi vaksin di Kenya.
Dirjen Eliphas Barine sebagai pembicara utama menggarisbawahi semakin eratnya hubungan bilateral Indonesia-Kenya dari tahun ke tahun, serta menekankan bahwa peringatan 45 Tahun hubungan diplomatik Indonesia-Kenya menjadi kesempatan yang tepat untuk membahas kerja sama ke depan, terutama dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial-budaya.
“Konferensi Asia-Afrika yang digagas Indonesia telah mempelopori perjuangan banyak negara di Afrika, termasuk Kenya, untuk mencapai kemerdekaannya”, ulasnya.
Kunjungan Presiden RI, Bapak Joko Widodo ke Kenya bulan Agustus tahun 2023, merupakan testamen semakin meningkatnya hubungan dan kerja sama kedua negara. Dirjen Eliphas Barine juga mendukung usulan pelaksanaan kunjungan balasan Presiden Kenya, Samuel William Rutto, ke Indonesia, sekaligus untuk menghadiri perayaan Platinum Jubilee Konferensi Asia-Afrika pada bulan April 2025.
Seminar dimoderatori oleh Wamoyi Masila, Produser Radio Kenya Broadcasting Corporation (KBC), seorang Indonesianis di Kenya yang pernah menempuh pendidikan tinggi di Universitas Indonesia (UI).
Para Narasumber yang hadir membahas capaian dan prospek hubungan dan kerja sama Indonesia-Kenya, yaitu: Peneliti/Akademisi Senior Universitas of Nairobi (UoN), Dr. Oscar Otelle, membahas bidang politik, dan Ketua Departemen Ilmu Politik dan Administrasi Publik, UoN, Prof. Fred Jonyo, membahas bidang ekonomi, serta Direktur Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI), Iwan Nur Hidayat, membahas bidang sosial-budaya dan pendidikan.
Dr. Oscar Otelle dalam paparannya memberikan analisis politik komparatif demokrasi dan kebijakan luar negeri di Indonesia dan Kenya. Ia juga mendorong pemajuan kerja sama bilateral di bidang pertahanan dan kemanan, termasuk ketahanan maritim, pemberdayaan perempuan, dan bidang strategis lainnya yang menjadi kepentingan bersama kedua kedua negara.
Prof. Fred Jonyo memuji keberhasilan pembangunan ekonomi Indonesia yang saat ini telah menjadi kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Anggota G-20, dan kemajuan-kemajuan lainnya.
Prof. Fred Jonyo juga memberikan gambaran statistik neraca perdagangan bilateral yang saat ini belum seimbang (prosentase nilai ekspor Indonesia ke Kenya jauh lebih tinggi dibandingkan ekspor Kenya ke Indonesia), meski menggarisbawahi bahwa hal itu bukan tujuan utama, namun dirinya mendorong agar Kenya dapat mencontoh Indonesia untuk terus meningkatkan nilai ekspornya.
Ia juga mendukung pembentukan Preferential Trade Agreement (PTA) antara Indonesia dan Kenya yang akan bermanfaat bagi perekonomin kedua negara.
Iwan Nurhidayat mengajak pelajar Kenya, untuk secara optimal memanfaatkan berbagai tawaran beasiswa Indonesia, seperti The Indonesian Aid Scholarship (TIAS), Kemitraan Negara Berkembang (KNB), dan beasiswa dari Universitas/Lembaga Pendidikan Tinggi di Indonesia.
Ia juga mendorong penguatan kolaborasi Indoonesia-Kenya untuk mengintegrasikan program beasiswa dengan proyek-proyek penelitian bersama di bidang-bidang prioritas, seperti perubahan iklim, teknologi, dan inovasi.
Usai paparan para narasumber, acara dilanjutkan sesi tanya-jawab dan diskusi yang semakin memperkaya bahasan terkait topik-topik seminar yang dibawakan.
Sebelum acara ditutup, Wamoyi Masila juga berkesempatan berbagi pengalaman manis yang dialaminya selama mengenyam pendidikan di UI, sekaligus memotivasi pelajar Kenya untuk melanjutkan studi di Indonesia.
Khusus terkait kerja sama bilateral di bidang pendidikan, Dubes Hery Saripudin mendorong peningkatan jumlah penerima beasiswa Kenya untuk melanjutkan studi di Indonesia, baik melalui program TIAS, KNB, maupun program beasiswa yang diberikan oleh berbagai Universitas/Lembaga Pendidikan Tinggi di tanah air.
“Inisiatif-inisiatif ini akan memberikan kesempatan kepada pelajar Kenya untuk menempuh pendidikan tinggi di Indonesia, sekaligus memperkuat ikatan budaya dan mendorong saling pengertian antar masyarakat kedua negara”, pungkas Dubes Hery Saripudin.
Seminar tidak hanya berhasil meninjau kembali pencapaian, tetapi juga fokus pada potensi kolaborasi kedua negara yang lebih besar, sekaligus memastikan bahwa ikatan antara Indonesia dan Kenya terus tumbuh lebih kuat, memberi manfaat bagi bangsa dan masyarakat kedua negara di masa mendatang.
IndoNEX yang dibuka secara resmi pada tanggal 16 September 2024 oleh Dubes Hery Saripudin, serta dihadiri oleh Tamu Kehormatan Menteri (Cabinet Secretary) Investasi, Perdagangan, dan Industri Kenya, Mr. Salim Mvurya, dan Permanent Secretary for Trade Kenya, Mr. Alfred Ombudo K’Ombudo, dilaksanakan secara berturut-turut selama 3 hari (16-18 September 2024).
IndoNEX menjadi ajang untuk menampilkan produk ekspor nasional seperti makanan dan minuman, perekat industri, produk pertanian, dan berbagai produk lainnya, serta lembaga pendidikan tinggi dan program beasiswa Indonesia, yaitu Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, dan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.
Selain itu, di IndoNEX diselenggarakan pula berbagai seminar untuk mempromosikan sektor perdagangan dan pendidikan Indonesia, serta mengajak pebisnis Kenya untuk menghadiri Trade Expo Indonesia (TEI) ke-39 di ICE BSD, Tangerang Selatan, tanggal 9-12 September 2024.
IndoNEX juga diisi dengan pertujukan seni budaya seperti Pencak Silat (diperagakan oleh warga Kenya), dan berbagai tarian daerah, yaitu tari Merak (Jabar), Zapin Payung (Riau), Giring-Giring (Kalbar), Belibis (Bali), Piring (Sumbar), dan Topeng (Betawi), yang dibawakan secara memukau oleh Dinta Akhirani dan Chantiqa Shakira, dari Sanggar Gema Citra Nusantara (GCN).
Sebagai pelengkap, ditampilkan pula ornamen seni budaya seperti kain tenun dan batik, serta video promosi destinasi wisata Indonesia, dan demo masak makanan khas nusantara, yang menjadi magnet tersendiri bagi para hadirin untuk berkunjung ke Indonesia.