ISTANBUL – Hagia Sophia merupakan gedung bersejarah yang pernah digunakan sebagai gereja untuk kaum Katolik Orthodox. Saat memasuki ruangan museum, dapat terlihat dengan jelas lukisan Yesus Kristus berukuran besar beserta dengan Maria dan Para Rasul. Lukisan yang dominan berwarna orange keemasan ini sangat menarik perhatian karena selain karena keunikannya, juga karena nilai historis yang tak ternilai harganya. Disebutkan bahwa 10 ribu pekerja diturunkan untuk merenovasi bangunan agar berubah kembali menjadi tempat beribadah.
Di dalam bangunan museum terdapat banyak hal yang menarik. Meski dihiasi oleh lukisan Yesus Krstus, namun di dalam museum juga terdapat tulisan kaligrafi yang diletakkan diatas langit-langit kubah. Dengan kata lain, museum ini memang selalu beralih fungsi selama beberapa ratus tahun karena perang. Meski demikian, peruntukan awal museum ini adalah Gereja Orthodox Yunani yang dibangun pada tahun 537 Masehi.
Dari tahun 537 hingga 1453 Hagia Sophia berfungsi sebagai Katedral Orthodox Timur yang didominasi oleh Patriark Ekumenis Konstantinopel. Namun, di antara tahun 1204 dan 1261 berubah jadi Gereja Katolik Roma saat Perang Salib. Baru kemudian di tahun 1453 bangunan ini diubah menjadi masjid hingga tahun 1931 dibawah Kekaisaran Latin. Baru kemudian Hagia Sophia dijadikan sebagai museum pada tanggal 1 Februari 1935. Nama Hagia Sophia sebagai katedral terbesar di dunia bertahan selama 1000 tahun, sampai akhirnya Katedral Seville di Spanyol selesai dibangun di tahun 1520.
Nama Sofia atau latinnya Sancta Sophia memiliki arti hikmat. Dalam bahasa Yunani gereja ini memiliki arti yang sangat berbeda yakni “Kuil Kebijaksaan Suci Allah”. Hal tersebut dapat terlihat dari relik mozaik wajah dan tubuh Yesus Kristus di dinding bangunan. Lukisan ini selesai dibangun pada abad ke-15 dan menjadi ikon Hagia Sophia.
Sayangnya, di masa pemerintahan Ottoman, yakni di tahun 1453, terjadi penghancuran besar-besaran atas properti gereja ini. Banyak mozaik bergambar Yesus, Maria, para orang-orang kudus Kristen serta malaikat dihancurkan dan di plester. Sebagai gantinya dibangun sebuah ceruk di dinding yang menghadap ke Mekah sebagai penanda arah sholat. Selain itu, kekaisaran Ottoman juga menambah mimbar dan empat menara baru sebagai pertanda pergantian kekuasaan di masa itu. Dan akhirnya di tahun 1931 Hagia Sophia ditutup selama empat tahun dan dibuka kembali sebagai museum di tahun 1935.