20.6 C
Indonesia

Pupuk Organik Bantu Petani di Jawa Tengah Kembangkan Budidaya Pertanian

Must read

JAWA TENGAH – Sejumlah petani di Jawa Tengah mulai merasakan manfaat pupuk organik. Pupuk jenis ini dinilai telah membantu mereka mengembangkan budidaya pertanian dengan baik dan memberikan nilai lebih lainnya.

Hal tersebut dirasakan oleh Kelompok Petani Merbabu yang beraktivitas di lereng Gunung Merbabu, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), mendorong para petani agar bisa menghasilkan pupuk organik secara mandiri yang kualitasnya bisa lebih baik dari pupuk anorganik saat ini.

Baca Juga:

“Hasil pertanian non pestisida itu kualitasnya lebih bagus dan pasarnya bisa lebih besar. Pupuk organik itu makin menguntungkan ke depan. Seharusnya petani memang bisa memproduksi sendiri,” ujarnya.

Kementan melalui penyuluh pertanian juga memberi pelatihan kepada para petani untuk memproduksi pupuk dengan baik.

“Tinggal diajarkan bagaimana mengumpul kompos. Itu memang butuh keahlian dan itu peran penyuluh untuk mengajarkan,” kata SYL.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil, menuturkan bahwa pupuk organik yang telah dikomposkan ataupun yang segar berperan penting dalam perbaikan sifat kimia, fisika, dan biologi tanah serta menjadi sumber nutrisi tanaman.

“Pupuk organik yang telah dikomposkan dapat menyediakan hara dalam waktu yang lebih cepat, karena selama proses pengomposan telah terjadi proses dekomposisi yang dilakukan oleh berbagai macam mikroba,” kata Ali.

Menurut Ali, salah satu upaya pemerintah untuk mendukung petani dalam kemandirian mengembangkan pupuk organik adalah dengan memfasilitasi kegiatan pengembangan UPPO.

Pembangunan UPPO sendiri diarahkan pada lokasi yang memiliki potensi sumber bahan baku pembuatan kompos, terutama limbah organik/limbah panen tanaman, kotoran hewan/limbah ternak, dan sampah organik rumah tangga pada sub sektor tanaman pangan, hortikultura, serta perkebunan rakyat dan peternakan, terutama pada kawasan pengembangan desa organik.

Meskipun begitu, Dirjen PSP, lanjutnya, bukan mendorong substitusi pupuk kimia ke pupuk organik.

“Kami mendorong penggunaan pupuk secara berimbang karena zat hara yang dibutuhkan tanaman juga ada di pupuk anorganik. Karenanya, petani harus seimbang dalam menggunakan kedua pupuk tersebut agar lahan sehat, produksi meningkat, dan produktivitas melesat,” ujarnya.

Menurut Ali, Kementan telah memberikan stimulan bantuan kepada kelompok tani yang dikelola secara swadaya berupa UPPO untuk produksi pupuk kandang sebagai pupuk dasar tanaman.

“Harapannya, pupuk kandang ini mampu mempercepat pertumbuhan pakan ternak,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Pupuk dan Pestisida Ditjen PSP Kementan Muhammad Hatta mengatakan bahwa pupuk kandang yang akan diproduksi adalah pupuk organik berbahan dasar kotoran hewan (kohe) yang dapat menjadi bahan utama kesuburan lahan pada setiap musim tanam.

Kebutuhan pupuk kandang atau kompos setiap tahunnya selalu bertambah, sehingga beberapa kelompok tani berharap mendapatkan bantuan UPPO untuk mencukupi kebutuhan pupuk kompos bagi anggotanya atau untuk usaha produksi dan dipasarkan.

“Kami berharap kelompok tani segera dapat mewujudkan pembangunan UPPO yang terdiri dari kandang sapi komunal, rumah kompos, kantor UPPO, mesin APO, motor roda tiga sebagai alat transportasi barang yang dikerjakan secara swakelola,” pungkas Hatta.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru