INGGRIS – Seorang turis asal Amerika diperintahkan membayar denda sebesar $9 ribu (sekitar Rp145,6 juta) setelah ditangkap di wilayah Kepulauan Caicos dan Turks.
Turis tersebut, Tyler Wenrich, sebelumnya ditangkap karena membawa amunisi ke negara itu.
Diberitakan BBC, tuduhan amunisi di Turks dan Caicos berpotensi dikenakan hukuman minimal 12 tahun penjara.
Wenrich adalah satu dari lima turis Amerika yang terjebak di Turks dan Caicos dalam beberapa bulan terakhir karena terdapat amunisi di bagasi mereka.
Ia ditangkap pada April setelah dua peluru berukuran 9mm ditemukan di ranselnya ketika dia mencoba naik ke kapal pesiar.
Ia mengaku bersalah atas dakwaan pekan lalu.
Wenrich mengatakan amunisi itu tertinggal di tasnya setelah ia pergi ke lapangan tembak bersama teman-temannya.
Selain denda, ia juga diperintahkan menjalani hukuman tiga minggu penjara. Jumlah tersebut mencakup waktu yang ia habiskan di penjara sebelum dibebaskan dengan jaminan, lapor media lokal.
Ia akan dapat meninggalkan wilayah Inggris setelah membayar denda.
Turks dan Caicos mengesahkan amandemen yang mengamanatkan hukuman minimum 12 tahun pada akhir tahun 2022 menyusul “peningkatan nyata” dalam kasus pembunuhan pada tahun 2020 dan 2021 yang terkait dengan “kejahatan internasional, geng, ketersediaan senjata api, serta pengedaran dan perdagangan narkoba, menurut pemerintah Inggris.
Hingga Selasa (28/5), belum ada warga negara AS yang menerima hukuman minimum wajib atas pelanggaran tersebut.
Akan tetapi, selain Wenrich, empat turis Amerika lainnya juga mengalami situasi serupa dalam beberapa bulan terakhir.
Pejabat di Turks dan Caicos menemukan 20 butir senapan di dalam tas Bryan Hagerich, seorang turis Amerika Serikat dari Pennsylvania, pada bulan Februari.
Pada Jumat, Hagerich didenda $6.700 (sekitar Rp108,4 juta) dan dijatuhi hukuman percobaan satu tahun. Ia mengatakan tidak menyadari peluru itu ada di bagasinya.
Ia kembali ke AS pekan lalu.
“Ini adalah masa tersulit dalam hidup saya,” kata Hagerich kepada CBS News Pittsburgh setelah kembali.
“Terpisah dari keluarga Anda sebagai seorang ayah, sebagai pemberi nafkah. Dan untuk tidak menjadi sosok seperti itu dalam kehidupan keluarga Anda, itu adalah pil yang sangat sulit untuk ditelan.”
Ryan Watson, seorang pria Oklahoma yang ditangkap atas tuduhan yang sama pada April, diperkirakan akan mengaku bersalah pekan ini setelah petugas menemukan empat butir amunisi berburu di tas jinjingnya.
Sharitta Grier, seorang wanita Florida yang menghadapi nasib yang sama, akan diadili pada Juli setelah petugas diduga menemukan dua peluru di tas jinjingnya.
Orang Amerika kelima baru-baru ini diizinkan pulang ke rumah karena alasan medis yang tidak ditentukan.