THE EDITOR – Ketua Umum Forum Karo Indonesia Raya (FKIR) Yantaras Sembiring Guru Kinayan meminta agar Bupati Terpilih Kabupaten Karo Antonius Ginting untuk tidak coba-coba korupsi saat menjabat sebagai bupati karena akan ditegur langsung oleh Ketua Umum Purnawirawan Pejuang Indonesia Raya (PPIR) Mayjen TNI (Purn) Musa Bangun.
Sebagaimana diketahui, PPIR adalah salah satu sayap Partai Gerindra yang mengawal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka saat ini.
Antonius Ginting sendiri masuk sebagai kandidat Calon Bupati Kabupaten Karo dari Partai Gerindra.
“Jangan coba-coba cari duit di Taneh Karo. Buatlah yang terbaik bagi Taneh Karo,” katanya saat berbincang dengan The Editor di Cafe Starbuck Kemanggisan beberapa waktu lalu.
Khusus untuk PNS, Yantaras mengatakan selama ini PNS di Kabupaten Karo seolah sulit untuk diberi peringatan karena status mereka merupakan anggota keluarga dari pejabat tertentu dan sering mengaku didukung oleh partai pemenangan Pilkada.
Namun, hal demikian menurut Yantaras harus dihentikan segera dan dalam 6 bulan pertama, Calon Bupati Terpilih Kabupaten Karo dan Wakilnya dapat segera menyelesaikan persoalan ini.
“Sulit kali menurutku dirasa. Meskipun saudara, sudah harus dipindahkan. Permainan dengan partai pendukung itu sudah selesai, sekarang bicara Taneh Karo. Itu yang awal kita bikin untuk pertana kali,” ungkapnya.
Ia mengatakan bila, Ketum PPIR Musa Bangun akan mendorong pembangunan Kabupaten Karo dengan mendorong pemerintah pusat agar terlibat.
Ia juga berharap agar bupati dan calon bupati tidak membiarkan oknum yang akan menititipkan anggaran di masa pemerintahannya.
BUPATI KARO DIMINTA UNTUK REKRUT TENAGA AHLI CERDAS DARI UNIVERSITAS TERNAMA DI INDONESIA
Yantaraas juga meminta agar ASN yang akan ditetapkan di masing-masing jabatannya juga dipilih karena kecerdasannya. Karena dukungan pemerintah pusat yang begitu tinggi ke Kabupaten Karo perlu dikerjakan oleh Tenaga profesional.
Bila dirasa perlu, Yantaras meminta agar Bupati Karo merekrut Tenaga Ahli dari universitas-universitas ternama di Indonesia untuk terlibat.
“Kalau kepala dinasnya tidak bisa kerjakan program kerja pemerintahan buat apa?” tanyanya.
Selama ini, kata Yantaras, ASN di Kabupaten Karo cenderung menyepelekan pekerjaan mereka sebagai pejabat negara karena sering sekali absen dan bahkan terlambat masuk kantor karena urusan pribadi.
“Masuk kantor saja jam 12 siang dan saat ditanya jawabnya ‘sedang di ladang’. Buat apa pejabat kaya begitu,” ungkapnya.
Kabupaten Karo memang terkenal akan hasil pertaniannya yang berkualitas tinggi, namun Yantaras tetap meminta agar ASN yang dipilih oleh bupati terpilih nanti benar-benar mampu mendorong perkembangan Kabupaten Karo di masa depan.
