KANADA – Amir Farsoud memikirkan ulang niatnya untuk mendapatkan eutanasia (suntik mati) setelah bantuan senilai CAD $60 ribu (sekitar Rp695 juta) terkumpul untuknya.
Bantuan itu dikumpulkan lewat laman GoFundMe dengan seorang pengguna bernama Effie C, yang tidak mengenal Farsoud sama sekali, menginisiasinya.
Dalam halaman bantuannya, Effie C menulis bajwa tujuannya adalah mengumpulkan cukup uang untuk membantu Farsoud membayar sewa rumah dan membeli makanan untuk tujuh tahun ke depan.
“Jadi ia bisa mendaftar dan pindah ke rumah yang lebih terjangkau [harganya] dan menunjukkannya harapan,” tulis pengguna itu.
“Kita butuh kemanusiaan untuk menang. Kita semua bersama-sama dalam hidup ini dan sebagai warga Kanada kita perlu membantu.
“Jika tiga tahun terakhir mengajari kita sesuatu, itu adalah bahwa tanpa kasih sayang, ketahanan, komunitas, dan kesehatan yang baik, kita bukan apa-apa.
“Jika kita semua menyumbangkan apa yang bisa kita berikan, kita bisa membantunya,” sambungnya.
Dalam pemberitaan sebelumnya, Farsoud disebutkan telah mengajukan permohonan untuk mendapatkan eutanasia karena tidak ingin menjadi gelandangan.
Kondisi fisiknya yang cacat parah akibat cedera punggung yang dideritanya menjadi alasan pria imigran itu mendaftarkan diri untuk menjemput kematiannya.
Ia mengaku bahwa ia tidak akan bisa bertahan di jalanan dengan kondisi kesehatannya yang buruk.
Di sisi lain, tempat tinggalnya yang berupa akomodasi bersama telah dijual oleh pemiliknya dan ia tidak punya cukup uang untuk pindah ke tempat lain.
Dalam wawancara terbarunya dengan City News, Farsoud mengatakan bahwa ia sebelumnya berpikir bahwa ia “tidak akan berada di sini lagi” pada bulan Desember.
“Jadi tidak, saya benar-benar tidak membayangkan [bantuan] ini sama sekali,” tuturnya, dikutip dari UNILAD.
“Saya pernah merasakan seperti ini satu kali dalam hidup saya. Ketika kami meninggalkan Iran dan tiba di Prancis, kami meninggalkan pesawat dan saya masih kecil, tetapi saya berlutut dan mencium landasan.
“Karena tidak ada yang akan menembak saya, tidak ada demonstrasi, tidak ada tentara, tidak ada bangunan yang terbakar.
Ia mengatakan bahwa perasaannya saat ini mirip dengan perasaannya saat itu, saat ia mengetahui bahwa ia tidak akan meninggal pada malam harinya.
Oleh sebab itu, mengetahui besarnya bantuan yang dikumpulkan masyarakat untuknya, Farsoud mengaku tengah memikirkan kembali niat awalnya.
Sejauh ini, penggalangan dana tersebut telah membantu pria berusia 54 tahun itu untuk membayar pinjaman dan hutangnya yang berjumlah CAD $20 ribu (sekitar Rp231 juta).
“Pada dasarnya, selama saya memiliki cukup [uang] sehingga saya tidak akan kelaparan dan tidak mengkhawatirkan hal-hal mendasar sampai beberapa bulan atau tahun saya masuk dalam daftar tunggu untuk perumahan permanen, stabil, dan terjangkau. Itu saja yang saya inginkan,” ungkapnya.
“Orang-orang yang ada di posisi saya tidak ingin hidup mewah, kami hanya ingin terus move on,” pungkasnya.