VIETNAM – Partai Komunis Vietnam pada Rabu (20/3) pekan lalu mengumumkan pengunduran diri Presiden Vietnam Vo Van Thuong.
Pengunduran diri itu muncul setelah Thuong menjabat selama sekitar setahun, sekaligus menjadikannya pejabat senior terbaru yang meninggalkan jabatannya setelah kemungkinan besar terlibat dalam kampanye anti-korupsi yang intensif.
Partai tersebut mengatakan telah menerima pengunduran dirinya, dan menulis dalam sebuah pernyataan bahwa “pelanggaran yang dilakukan oleh Vo Van Thuong telah meninggalkan noda buruk pada reputasi Partai Komunis”.
Melansir AP, Thuong adalah presiden kedua yang mengundurkan diri dalam dua tahun terakhir.
Para analis melihat hal ini sebagai tanda yang mengkhawatirkan bagi stabilitas politik di negara yang memainkan peran penting di tengah persaingan AS-Tiongkok dan pertumbuhan manufaktur global itu.
Pengunduran dirinya terjadi setelah berminggu-minggu beredar desas-desus yang menyatakan bahwa ia akan dicopot dari jabatannya, dan menjelang sidang khusus parlemen Vietnam yang membahas “masalah kepegawaian”.
Beberapa hari sebelumnya, polisi Vietnam mengatakan mereka menangkap mantan kepala Provinsi Quang Ngai di Vietnam Tengah karena korupsi.
Ia sebelumnya diawasi oleh Thuong sebagai ketua partai provinsi.
Thuong diketahui menjadi presiden pada Maret 2023, dua bulan setelah pendahulunya Nguyen Xuan Phuc mengundurkan diri untuk mengambil “tanggung jawab politik” atas skandal korupsi selama pandemi.
Ia adalah presiden termuda sejak Vietnam bangkit dari perang pada pertengahan tahun 1970an.
