THE EDITOR – Kesetaraan gender masih menjadi momok yang sangat kuat di kehidupan para wartawan yang bekerja di seluruh dunia tanpa terkecuali.
Namun, mendengar seorang wartawan masih tetap memperjuangkan nasib perempuan di tengah konflik mengejutkan yang terjadi di negaranya akan menjadi topik utama di seluruh media di dunia.
Pooneh Nedai, lahir di Teheran, Iran pada tahun 1974 mengatakan bila saat ini negaranya dalam situasi yang sangat mencekam karena perang.
Seperti diketahui, Iran menembakkan rudal balistiknya ke Israel pada Selasa, 1 Oktober 2024 lalu dengan alasan pembalasan atas kematian Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh.
Meski tengah dalam situasi mencekam, Pooneh tetap kuat mengikuti pertemuan yang dilakukan oleh Asia Journalist Association (AJA) di seluruh dunia yang dilakukan secara daring.
Dalam pertemuan tersebut, Pooneh mengatakan bila ia kini menjadi lebih yakin untuk makin aktif bergerak melalui AJA untuk mengupayakan kesetaraan gender di AJA yang beranggotakan para wartawan dariu seluruh dunia, bukan Asia saja.
“Saya ingin melihat lebih banyak anggota AJA yang datang dari berbagai wilayah di benua kita. Mempromosikan keberagaman latar belakang mengenai budaya, ras, bahasa, agama serta mengupayakan kesetaraan yang lebih besar antara gender di AJA dan di media lain di Asia juga akan menjadi agenda utama saya,” ungkap Pooneh dalam pertemuan virtual tersebut.
Sebagai Wakil Presiden Komite Eksekutif, Pooneh mengatakan akan konsisten mendorong dan mengadvokasi persoalan kesetaraan gender agar menjadi kenyataan.
“Saya tentu saja membutuhkan semua bantuan dan bantuan yang dapat Anda berikan kepada saya,” katanya.
Di era teknologi yang dilengkapi dengan kecerdasan buatan (AI) ini, pooneh juga berharap seluruh wartawan anggota AJA juga berpartisipasi dalam perencanaan pelatihan bagi para jurnalis yang memiliki ide yang sama.
“Saya pada dasarnya optimis dan selalu percaya pada sifat baik dan karakter orang, terutama penyair dan jurnalis,” ungkapnya.
Ia juga berharap agar para anggota AJA berdoa untuk perdamaian di Timur Tengah segera tercapai.
“Saya berdoa dan meminta Anda untuk ikut berdoa bagi perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah dan untuk kesuksesan serta pencapaian AJA ketika AJA memulai fase baru, 20 tahun setelah diluncurkan oleh para pendirinya yang ambisius,” tandasnya.