THE EDITOR – Banyak orang menganggap vape tanpa nikotin tidak berbahaya seperti vape pada umumnya sehingga dapat digunakan untuk membantu berhenti merokok. Padahal, di sisi lain, penggunaan vape (rokok elektrik) jenis apa pun tetap berisiko mengganggu kesehatan Anda. Agar lebih jelas mengenai bahaya dari vape tanpa nikotin, simak ulasannya berikut ini.
Beda vape tanpa nikotin dan vape dengan nikotin
Rokok elektrik dikenal dengan berbagai nama vape, vapor, hingga vaporizer. Vape umumnya tidak mengandung tembakau seperti halnya pada rokok tradisional (rokok kretek dan rokok filter), tetapi kebanyakan liquid vape mengandung nikotin yang berasal dari tembakau.
Hal tersebutlah yang membuat Food and Drug Administration (FDA) atau badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat memasukkan vape ke dalam daftar produk tembakau. Perbedaan liquid vape non-nikotin dengan vape yang mengandung nikotin adalah keberadaan zat adiktif tersebut.
Seperti diketahui, nikotin adalah zat adiktif yang terdapat pada berbagai produk tembakau, termasuk rokok. Zat ini membuat Anda kecanduan dan ketergantungan. Efek jangka panjangnya pun sangat berbahaya, bahkan bisa merusak kesehatan Anda secara keseluruhan.
Artinya, liquid vape tanpa nikotin mungkin tidak menimbulkan efek ketergantungan seperti halnya pada vape dengan nikotin. Meskipun begitu, Anda tetap harus waspada karena risiko bahaya dari vape tanpa nikotin sebenarnya sama seperti vape dengan kandungan nikotin.
Apa saja bahaya vape tanpa nikotin?
Dilansir dari HelloSehat.Com, disebutkan dalam jurnal American Cancer Society bahwa semua produk tembakau, termasuk rokok elektrik, menimbulkan risiko kesehatan bagi penggunanya.
Meski tanpa nikotin yang bisa membuat Anda ketagihan dan ketergantungan, asap vape jenis ini tetap mengandung berbagai zat berbahaya, seperti dijelaskan di bawah ini.
1. Senyawa organik yang mudah menguap
Ini juga disebut dengan volatile organic compounds atau VOC. Pada tingkat tertentu, bahan kimia ini dapat menyebabkan:
- iritasi tenggorokan, hidung, dan mata,
- sakit kepala dan mual,
- merusak liver, ginjal, dan sistem saraf.
2. Mengandung bahan kimia perasa
Beberapa perasa yang terdapat pada vape atau rokok elektrik, baik dengan atau tanpa nikotin, lebih beracun daripada jenis lainnya.
Salah satu contohnya adalah diacetyl yang berkaitan dengan pembentukan penyakit paru-paru serius yang disebut bronchhiolitis obliterans.
3. Mengandung formaldehida
Ini adalah zat penyebab kanker yang terbentuk ketika cairan atau liquid vape terlalu panas. Zat ini juga bisa muncul ketika vape tidak memiliki cukup cairan untuk membentuk panas atau uap.
4. Menyebabkan berbagai penyakit
Kandungan pada asap vape di atas cukup menjelaskan bahwa rokok elektrik tak kalah berbahaya dengan rokok tembakau, termasuk vape tanpa mengandung nikotin.
Bahaya vape terhadap kesehatan memang belum banyak dibahas oleh para peneliti. Namun, beberapa studi telah menunjukkan bahwa vape berhubungan dengan penyakit paru dan jantung.
Sebuah studi yang disebutkan American Heart Association Journal menunjukkan bahwa penggunaan vape rutin dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, seperti:
- Stroke,
- Infark miokard, dan
- Penyakit jantung koroner
American Cancer Society pun menyebutkan bahwa ada studi di tahun 2019 yang menyatakan bahwa rokok elektrik dapat menyebabkan penyakit paru-paru serius dengan gejala:
- batuk, sulit bernapas, atau sakit dada,
- mual, muntah, atau diare,
- kelelahan, demam, atau penurunan berat badan.
Beberapa kasus tergolong cukup parah sehingga memerlukan rawat inap dan beberapa orang meninggal karena penyakitnya.
Namun, belum jelas apakah semua kasus tersebut memiliki penyebab yang sama. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk membuktikan hal tersebut.
Jangan sepelekan bahaya vape tanpa nikotin!
Kesimpulannya, anggapan soal vape lebih aman dari rokok tidak dapat dibenarkan. Itu sebabnya, Anda tidak disarankan menjadikan vape sebagai salah satu metode berhenti merokok.
Jika ingin berhenti dari kebiasaan ini, Anda sebaiknya gunakan cara dan metode berhenti merokok lainnya. Jika ingin bebas dari jeratan rokok, Anda bisa melakukan cara lain yang lebih efektif.
Alih-alih menggunakan vape, Anda bisa mencoba terapi pengganti nikotin atau nicotine replacement therapy (NRT) untuk membiasakan tubuh Anda hidup tanpa nikotin secara perlahan. Anda juga bisa menggunakan obat untuk berhenti merokok dan terapi berhenti merokok, misalnya dengan cara hipnotis.
Bukan tanpa alasan, kecanduan terhadap rokok tidak bisa diselesaikan dengan cara instan. Anda perlu mengombinasikan berbagai cara dan metode supaya berhasil. Anda mungkin merasa kesulitan hingga ingin putus asa di tengah jalan. Namun, ingatlah bahwa selalu ada orang terdekat dan para ahli yang dapat membantu Anda.