INGGRIS – Setelah menerima desakan dari warga, anggota parlemen dari semua partai politik, dan masyarakat internasional, pemerintah Inggris akhirnya meluncurkan skema penerimaan pengungsi dari Ukraina pada Minggu (13/3). Skema tersebut diberi nama “Rumah bagi Ukraina”.
Adapun desakan hingga protes itu muncul akibat lambatnya pemerintahan Boris Johnson tersebut dalam merespons kebutuhan tempat aman bagi para pengungsi yang semakin meningkat jumlahnya.
Padahal, sebelumnya, Inggris selalu tampil layaknya pendukung Ukraina nomor satu di Eropa. Negara ini mengirim senjata, bantuan kemanusiaan, hingga menjadi yang paling semangat dalam menjatuhkan sanksi ekonomi ke Rusia.
Tidak hanya itu, dilansir dari Al Jazeera, Inggris juga selalu terlihat menjadi negara yang paling siap dalam menyambut pengungsi negara pecahan Uni Soviet tersebut.
Akan tetapi, kenyataannya tidak seindah yang terlihat.
Para pengungsi diharuskan mengurus sejumlah dokumen yang membutuhkan waktu hingga berminggu-minggu terlebih dahulu sebelum dapat terbang ratusan kilometer ke Negeri Ratu Elizabeth tersebut.
Hal ini dinilai menyusahkan karena negara-negara Eropa lainnya telah memudahkan langkah yang sama untuk pengungsi Ukraina demi keamanan mereka.
Selain itu, pemerintah Inggris bahkan dilaporkan lebih memprioritaskan pengungsi yang memiliki kerabat di negaranya dibanding mereka yang tidak memiliki siapapun di sana.
Akibatnya, gelombang desakan mulai berdatangan hingga jajak pendapat warga Inggris didominasi oleh suara serupa.
Pemerintah Inggris akhirnya membuka lebar pintu kedatangannya bagi para pengungsi Ukraina lewat skema “Rumah bagi Ukraina”.
Tidak hanya memberikan tempat yang aman bagi para pengungsi, pemerintah setempat juga akan memberikan tunjangan kepada warganya, “membayar mereka” yang bersedia menampung para pengungsi selama minimal enam bulan.
Bentuk tampungan tersebut dapat berupa menyediakan kamar atau properti cadangan yang layak huni.
Adapun bayaran tersebut diberikan setiap bulan dan berjumlah sebesar 350 poundsterling atau sekitar 6,5 juta rupiah.
Untuk dapat menjadi penyedia akomodasi tersebut, baik individu, badan amal, kelompok bisnis, hingga kelompok masyarakat dapat mendaftarkan diri mereka lewat situs web resmi yang telah disediakan pemerintah.
Para calon penyedia akomodasi juga harus bersedia menjalani pemeriksaan catatan kriminal sebelum resmi menjadi penerima pengungsi Ukraina.
Dilansir dari Katadata, Menteri Perumahan Inggris, Michael Gove, mengatakan bahwa Inggris selalu berada di belakang Ukraina.
“Saya mendesak orang-orang di seluruh negeri untuk bergabung dalam upaya nasional dan menawarkan dukungan kepada teman-teman Ukraina kita. Bersama-sama, kita dapat memberikan rumah yang aman bagi mereka yang sangat membutuhkannya,” ujarnya.
Badan Pengungsi PBB mengatakan bahwa jumlah pengungsi Ukraina diperkirakan akan melebihi 4 juta jiwa, atau dua kali dari perkiraan yang dibuat saat ini.