JAKARTA – Jumlah pengidap HIV (human immunodeficiency virus) di Indonesia tahun ini diperkirakan melebihi 500 ribu orang.
Fakta tersebut diungkap oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada Kamis (30/11), menyebut bahwa jumlah estimasi orang dengan HIV (ODHIV) di Indonesia hingga September 2023 mencapai 515.455 orang.
Dari jumlah tersebut, mayoritas pengidap HIV di Indonesia berasal dari kelompok usia 25–49 tahun, yaitu sekitar 69,9 persennya.
Jumlah itu disusul oleh kelompok usia 20–24 tahun yang mencakup 16,1 persennya.
Sementara itu, 7,7 persen dari totalnya berasal dari kelompok usia di atas 50 tahun dan 3,4 persen lainnya berasal dari kelompok usia remaja 15–19 tahun.
Dilaporkan juga bahwa ada pengidap HIV yang berasal dari kelompok usia di bawah 4 tahun dan 5–14 tahun.
Meskipun begitu, hanya 88 persen atau 454.723 kasus dari total yang telah dikonfirmasi atau diketahui oleh penderitanya.
Selain itu, baru 40 persen total ODHIV di Indonesia yang mendapatkan pengobatan HIV.
“Gap yang paling besar adalah bagaimana memasukkan para ODHIV itu memulai pengobatan. Jadi ini 40 persen dari ODHIV dari yang sudah teridentifikasi,” ucap Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes dr Imran Pambudi, mengutip Detik.
“Kemudian gap yang besar berikutnya adalah ODHIV yang sedang dalam pengobatan yang dites VL (viral load) jadi tinggal 74.563.
“Padahal kita perlu mengetahui bagaimana dampak pengobatan kepada mereka. Sehingga kita memerlukan tes viral load ke para ODHIV tadi,” lanjutnya.
Mengetahui tingginya jumlah ODHIV di Indonesia, Kemenkes melakukan sejumlah upaya dalam rangka penanggulangannya.
“Kami melakukan kombinasi pencegahan pada populasi kunci mulai dari pemberian kondom, pelicin, skrining dan pengobatan IMS, alat suntik steril, dan terapi rumatan mentadon,” kata Imran.