21.6 C
Indonesia

Jokowi Luncurkan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Must read

JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (6/5) secara resmi meluncurkan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama (PPDS RSPPU).

Peluncuran dilakukan di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta. Jokowi didampingi Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan sejumlah menteri lainnya.

“Dengan mengucap bismillah, pada hari ini secara resmi saya luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU),” ucapnya.

Baca Juga:

Diketahui, PPDS RSPPU adalah program yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan dengan harapan dapat mempercepat pemenuhan dokter spesialis karena potensi untuk menjadikan RS sebagai pusat pendidikan yang berdiri sendiri.

RSPPU akan dijadikan lokasi pendidikan demi mengupayakan pemerataan dokter spesialis di berbagai daerah yang kekurangan. Lulusan program ini pun diharapkan dapat memiliki kualitas setara internasional.

Dalam acara peluncuran PPDS RSPPU, Jokowi menyoroti minimnya jumlah dokter spesialis di Indonesia yang bahkan tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

WHO menyebutkan setiap negara sewajarnya memiliki rasio dokter 1 per 1.000 penduduk agar setiap dokter dapat melayani 1.000 penduduk. Sementara itu, Indonesia masih memiliki rasio 0,47 per 1.000 penduduk.

Indonesia bahkan menempati peringkat 147 di dunia dengan jumlah dokter spesialis yang sangat sedikit, yang menurut Jokowi menjadi “pekerjaan rumah besar” bagi negara ini.

“Sangat rendah sekali. Di ASEAN kita peringkat 9, berarti masuk 3 besar tapi dari bawah. Ini problem angka-angka yang harus kita buka apa adanya,” ujarnya.

Lebih lanjut, berdasarkan laporan Menkes Budi, Jokowi menyebut bahwa Indonesia masih kekurangan 124.000 dokter umum dan 29.000 dokter spesialis.

Kondisi tersebut tampak buruk mengingat Indonesia baru mampu mengeluarkan 2.700 dokter spesialis setiap tahunnya – dengan distribusi yang juga tidak merata.

“Artinya memang (jumlah dokter spesialis) sangat kurang sekali. Ditambah distribusinya yang tidak merata,” kata Jokowi.

“Rata-rata dokter spesialis ada di Jawa dan di kota-kota, 59 persen dokter spesialis terkonsentrasi di Pulau Jawa. Oleh sebab itu, harus ada terobosan. Kita harus berani memulai,” lanjutnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menkes Budi menyampaikan bahwa terdapat enam program studi kedokteran spesialis di enam rumah sakit penyelenggara pendidikan utama yakni spesialis mata, jantung, anak, saraf, orthopedi, dan ongkologi.

Adapun keenam rumah sakit pendidikan yang dimaksud adalah RS Mata Cicendo, RS Ortopedi Soeharso, RS Pusat Otak Nasional (PON), RS Kanker Dharmais, RSAB Harapan Kita, dan RSJPD Harapan Kita.

Dengan menjalankan PPDS RSPPU, lanjutnya, diharapkan Indonesia dapat mempersingkat pemenuhan kebutuhan dokter spesialis dari 10 tahun menjadi sekitar lima tahun.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru