THE EDITOR – Tidak banyak yang tahu kalau sekarang petani di Gunung Kidul, Yogyakarta sangat bahagia karena persoalan kekeringan di musim kemarau yang melanda sawah mereka sepanjang tahun bisa diselesaikan dengan mudah lewat teknologi pertanian.
Teknologi apa sih yang dimaksud? Nah, beberapa waktu lalu redaksi mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Ngelanggeran.
Hijaunya pepohonan ditambah dengan kemegahan tebing Gunung Kidul menambah keindahan tempat tersebut.
Jadi, konsep ideal teknologi pertanian tujuannya adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Tim liputan redaksi The Editor cukup kaget melihat perkembangan kawasan agrowisata ini. Pasalnya, penerapan pertanian modern di kawasan tersebut mengubah sistem pengairan sawah petani. Hasilnya, sekarang petani bisa menanam di musim kemarau.
Untuk diketahui, pembangunan embung ini menghabiskan dana sekitar Rp14.500.000.000 dengan kurun waktu pembangunan selama empat tahun, yakni dari tahun 2015 – 2018.
Embung ini mampu mengairi kawasan satu wilayah yang menyangga beberapa desa di Patuk Gunung Kidul.
Komoditas lain yang mendukung beroperasinya embung ini adalah dengan dibangunnya 85 hektar sawah tadah hujan dan 271 hektar lahan kering.
Selanjutnya pendukung lainnya adalah 85 hektar lahan untuk area penanaman coklat (setara dengan 25.668 batang), 908 ekor kambing, 730 ekor sapi, 43,30 hektar durian dan 13,83 hektar rambutan.
“Untuk luas embung sendiri adalah 3380 meter persegi. Kementan sendiri telah membangun 16 embung semacam ini dan salah satunya ada di Kabupaten Gunung Kidul,” ujar Kepala Badan Ketahanan Pangan Agung Hendriadi.
Teknologi semacam ini, lanjutnya, banyak diakui di negara maju seperti Singapura, Amerika, Jerman, China dan Korea Selatan.
Diyakini juga bahwa keberadannya mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi skala nasional dengan target ekspor.
Pemerintah provinsi dan Kabupaten dan Kota yang memiliki otoritas dalam hal anggaran, perencanaan pembangunan, penataan organisasi dan sumber daya manusia diminta untuk memberikan dukungan sepenuhnya. Karena dalam proses pengembangan taman teknologi pertanian ini banyak stakeholder yang terlibat termasuk pelaku bisnis atau swasta dan lainnya.