FLORIDA – Kantor kejaksaan negara bagian Florida, Amerika Serikat, belum lama ini merilis beberapa video yang menunjukkan aksi pencurian di Bandara Internasional Miami (MIA).
Yang mengejutkan dari video-video itu adalah pelaku pencurian yang ternyata adalah dua petugas Administrasi Keamanan Transportasi (TSA).
Mereka melakukan aksi tersebut pada jam kerja, tepatnya saat bertugas menjaga barang-barang penumpang yang sedang melakukan screening.
Salah satu video yang dibagikan menunjukkan salah satu dari kedua petugas membuka tas penumpang, mengambil sesuatu dari dalamnya, dan ‘mengamankan’ barang tersebut di sakunya.
Peristiwa ini terjadi pada Juli dan membuat tiga petugas TSA–Elizabeth Fuster, Josue Gonzales, dan Labarrius Williams–ditahan atas tuduhan penipuan.
Penahanan itu datang setelah seorang penumpang mengaku kehilangan barang-barangnya, mendorong penyelidikan untuk segera dilakukan.
Sementara Fuster kemudian dibebaskan dari tuduhan, Gonzales dan Williams kini menghadapi dakwaan pencurian besar-besaran pada tingkat ketiga setelah tuduhan sebelumnya dibatalkan oleh jaksa.
Melansir CBS News, laporan polisi menyebut bahwa keduanya dituduh “…mengeluarkan $600 dari dompet penumpang, saat penumpang tersebut sedang dalam proses pemeriksaan…”.
Dirilisnya video-video tersebut lantas memicu amarah publik, yang mau tidak mau harus memercayakan barang-barang mereka dengan petugas TSA kala melalui pemeriksaan.
Beberapa dari mereka bahkan tidak percaya bahwa tindak kriminal itu dapat terjadi di tempat yang seharusnya aman–dengan kamera pengawas di mana-mana.
Melansir Simple Flying, TSA lewat pernyataannya menyatakan bahwa mereka segera mengambil tindakan ketika aksi tersebut terjadi pada Juli.
Ketiga petugas dipindahkan dari titik pemeriksaan sambil menunggu selesainya penyelidikan dan tindakan administratif sekaligus ditempatkan dalam status tidak dibayar.
“Administrasi Keamanan Transportasi menerapkan Petugas Keamanan Transportasi (TSO) dengan standar profesional dan etika tertinggi serta tidak menoleransi pelanggaran di tempat kerja,” kata mereka.
“Setiap karyawan yang gagal memenuhi standar etika dasar kami akan dimintai pertanggungjawaban,” sambung pernyataan itu.