JEPANG – Negara Jepang terkenal dengan warganya yang terbiasa naik kereta. Baik untuk sehari-hari maupun saat-saat tertentu seperti musim liburan, moda transportasi massal ini selalu menjadi salah satu pilihan utama yang mereka gunakan.
Dengan banyaknya penumpang setiap saatnya, bukan tidak mungkin suatu kejadian kurang menyenangkan terjadi di antara sesama penumpang, sesama petugas, atau bahkan penumpang-petugas.
Faktanya, sebuah studi tahun 2020 menemukan lebih dari 400 kasus penyerangan fisik yang dilaporkan terjadi pada pekerja kereta di negara ini.
Melansir Kumparan, pegawai di stasiun-stasiun Jepang menjadi pihak yang terkadang mendapat perlakuan ini, dalam bentuk pelecehan verbal maupun serangan fisik lainnya.
Sementara itu, pelakunya seringkali adalah mereka yang terlalu banyak minum alias dalam keadaan mabuk.
Untuk mengatasi hal tersebut, operator kereta api Jepang JR East pun memutuskan untuk menambah kamera tubuh ke dalam daftar perlengkapan yang digunakan oleh para staf stasiun.
Dimulai sejak 26 Desember lalu, langkah ini diharapkan dapat meningkatkan keselamatan staf dan mendorong terciptanya lingkungan kerja yang aman dan nyaman.
“Kamera tubuh ini akan kita berikan kepada staf di 15 stasiun, meskipun daftar persisnya belum tersedia. Sesuai dengan tujuannya, yaitu sebagai tindakan pencegahan,” kata pihak JR East.
Nantinya, kamera tersebut akan sangat terlihat, tersemat di seragam staf di bagian dada serta dilengkapi dengan tulisan yang menyatakan bahwa tengah dilakukan perekaman atau penyiaran.
Dengan kata lain, dengan bantuan kamera tubuh, staf akan memiliki bukti langsung jika mendapat perlakuan tak mengenakkan dari para penumpang dan mungkin bisa menindaklanjutinya.