EKUADOR – Pemilihan Presiden Ekuador akan terlaksana kurang dari dua pekan lagi, namun sesuatu yang mengenaskan baru saja terjadi.
Fernando Villavicencio, salah satu dari delapan kandidat yang akan dipilih rakyat pada 20 Agustus nanti, meregang nyawa dalam kekacauan yang menghiasi kampanyenya.
Kampanye tersebut berlangsung pada Rabu (9/8) malam waktu setempat ketika tiba-tiba Villavicencio tertembak dan terluka.
Dalam video yang beredar, pria berusia 59 tahun itu terlihat digiring meninggalkan area kampanye oleh para pengawal untuk memasuki mobil berwarna putih.
Tak lama setelah dirinya sudah berada di dalam mobil dan pintu ditutup, terdengar beberapa tembakan yang langsung membuat banyak orang di area tersebut tiarap.
Diberitakan oleh DW, Villavicencio sempat dibawa ke pusat kesehatan terdekat namun dinyatakan meninggal dunia kemudian.
Kepada The Associated Press, Patricio Zuquilanda selaku penasihat kampanye Villavicencio mengonfirmasi kejadian tersebut.
“Rakyat Ekuador menangis dan Ekuador terluka parah,” katanya. “Politik tidak [seharusnya] dapat menyebabkan kematian anggota masyarakat mana pun.”
Sang penasihat juga mengatakan bahwa Villavicencio menerima tiga ancaman kematian (death threat) sebelum aksi penembakan yang mencabut nyawanya itu.
Pihaknya kemudian melaporkan ancaman-ancaman tersebut ke polisi–langkah yang telah berbuah laporan tentang penahanan seseorang.
Villavicencio sendiri adalah salah satu sosok yang paling lantang dalam menyuarakan perlawanan terhadap korupsi.
Bahkan sebelum menjadi bakal calon presiden, utamanya pada masa kepemimpinan mantan Presiden Rafael Correa pada 2007–2017, ia telah luas dikenal sebagai sosok yang paling vokal dalam hal ini.
Oleh karena itu, setelah penembakan tersebut, Presiden Ekuador Guillermo Lasso mengumumkan keadaan darurat nasional selama 60 hari.
“Untuk kenangan dan perjuangannya, saya meyakinkan Anda bahwa kejahatan ini tidak akan dibiarkan begitu saja,” kata Lasso.
“Kejahatan terorganisir telah berjalan sangat jauh, tetapi semua beban hukum akan menimpa mereka,” tambahnya.
Sebanyak enam orang sejauh ini telah ditahan atas dugaan memiliki hubungan dengan penembakan yang mengorbankan Villavicencio.
Sementara itu, tersangka penembakan meninggal karena luka-luka yang diderita selama baku tembak dengan polisi, menurut Kantor Kejaksaan Agung.