MALUKU BARAT DAYA – Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi di Kota Tiakur, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku, tidak menyurutkan semangat Sefanya Sairiltiata untuk pergi mengajar.
Dosen Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) Universitas Pattimura itu bahkan mengganti moda transportasinya dari kendaraan bermotor jadi seekor kuda.
“Kebetulan hanya beta (saya) dosen yang tinggal jauh,” kata dosen Ilmu Sosial Budaya (ISBD) dan Pendidikan Kepulauan itu, Rabu (28/2), dikutip dari Kompas.com.
“Dosen lain semua tinggal di dalam kota. Jadi kemarin dan hari ini beta ke kampus dengan kuda,” sambungnya.
Untuk menjangkau tempat mengajarnya yang berlokasi di Kampung Babar, pria berusia 34 tahun itu harus menempuh perjalanan sejauh 12 kilometer dari rumahnya di Desa Werwaru, Kecamatan Moa Lakor.
Dengan kelangkaan BBM yang membuat kendaraan bermotor tidak bisa berfungsi, ia pun memutuskan untuk menunggangi kuda peliharaan keluarganya.
Dikatakan oleh Sefa, ia membutuhkan waktu lebih dari dua jam untuk perjalanan berkuda rumah-kampus pertamanya pada Selasa (27/2).
Hal itu dikarenakan ia menunggangi kuda betina yang baru berusia dua tahun dan belum pernah ditunggangi untuk perjalanan jauh sebelumnya.
Oleh karena itu, pada hari kedua, ia mengganti tunggangannya menjadi kuda jantan berusia lima tahun dan sudah terlatih.
Perjalanan hari keduanya pun berlangsung lebih singkat, menjadi sekitar 1 jam 10 menit.
Perjalanan Sefa dan kudanya ke kampus tentu menarik perhatian. Sejumlah pengendara motor dan pejalan kaki disebut takjub sekaligus heran melihat keduanya.
Awalnya, bapak dua anak ini merasa bangga dan senang, karena meskipun tidak ada bensin, tekadnya untuk mengajar tidak padam.
Ia pun bangga dengan kuda peliharaan keluarganya yang dijaga dengan baik sehingga kini dapat membantu aktivitasnya.
“Tapi sampai di dalam kota dekat Kampung Babar sini, beta ada rasa malu. Ada lima motor nonton beta dan dong (mereka) tanya kenapa harus gunakan kuda. Ya, mau bagaimana, bensin seng (tidak) ada. Ini solusi terakhir,” ucapnya.
Akan tetapi, setibanya di kampus, ada rasa lega yang dirasa Sefa. Kelangkaan bensin di kotanya membuatnya dikenal dan justru jadi dosen inspiratif.
“Beta sampai di kampus itu ada rasa senang juga. Beta bilang buat mahasiswa seng (tidak) ada alasan buat bolos,” katanya.
“Jangan jadikan kelangkaan ini alasan buat seng kuliah. Beta yang jauh saja berjuang datang, semua buat masa depan mahasiswa dan kampus,” imbuhnya.
Selagi mengajar, kuda peliharaannya dibiarkan beristirahat di bagian belakang kampus yang rindang, ditumbuhi banyak rumput hijau, dan memiliki air untuk pelepas dahaga.
Kehadiran hewan itu menarik cukup banyak perhatian, hingga beberapa dosen memutuskan untuk ber-swafoto (selfie) dengannya.