20.1 C
Indonesia

Bagaimana Cara New York Membuang 3,2 Juta Ton Sampahnya Tiap Tahun

Must read

NEW YORK – Dalam tiga hari saja, jutaan ton sampah yang terkumpul dari masyarakat yang tinggal di New York mulai menumpuk di New Jersey. Ya benar, pemerintah kota New York menjadikan New Jersey sebagai tempat pengolahan jutaan sampah yang dihasilkan oleh penduduknya.

Ribuan karyawan dipekerjakan untuk mengangkut sampah-sampah ini. Sementara itu alat modern yang dipakai adalah alat pengeruk dan kapal-kapal tongkang. Agar kota New York tetap bersih, sistem kebersihan ini harus bekerja tanpa henti agar 3,2 juta ton sampah setiap tahun bisa dihapuskan dari permukaan bumi.

Truk pengangkut sampah tiba di bak penampungan pertama (Foto: Youtube/ THE EDITOR)

Setiap hari, dinas kebersihan kota New York mulai membersihkan kota sejak pukul 05.00 pagi. 2.000 unit kendaraan pengangkut sampah diterjunkan ke setiap sudut kota untuk mengangkut sampah-sampah dari rumah tangga, apartemen, gedung, pertokoan, pusat perbelanjaan dan lain sebagainya.

Baca Juga:

Beruntungnya, setiap orang yang bekerja di dinas kebersihan kota New York memiliki mental pekerja yang baik. Bagi mereka bekerja di dinas kebersihan bisa membantu meningkatkan kesehatan karena mereka akan bekerja sejak pagi mengangkat barang-barang berat. Dan, yang paling penting adalah uang, pemerintah membayar tinggi orang-orang yang mau bekerja sebagai petugas kebersihan. Bayaran mereka makin tinggi bila truk yang diberikan kepada mereka terisi penuh sampah. Tidak ada bisa curang karena alat penimbang modern dipasang di tempat pembuangan akhir. Cukup mengejutkan memang.

Sistem pengangkutan sampah di kota ini juga sangat modern. Setiap hari diperkirakan 400 – 600 ton sampah dikumpulkan dari kota New York. Semuanya dikumpulkan dalam sebuah gudang khusus yang tertutup, untuk kemudian dimasukkan ke dalam kapal tongkang.

48 kontainer sampah berhasil dikumpulkan dan siap dikirim ke luar kota untuk diproses. Di pelabuhan, sebuah perusahaan penyedia jasa pengiriman siap menanti puluhan kontainer untuk memindahkannya ke Covanta, sebuah perusahaan pengolahan sampah yang berpusat di New York.

Jam 09.30 pagi kontainer berisi sampah tersebut siap diberangkatkan menuju tempat lain. Bisnis pengangkutan sampah ini tidak semudah yang dibayangkan. Karena perusahaan pengangkutan harus menyesuaikan diri dengan kuatnya arus Sungai Timur di New York saat menuju Pulau Staten. Setidaknya perlu waktu 3 jam untuk bisa melewati sungai ini.

Setibanya disana, masing-masing kontainer akan dipindahkan ke salah satu perusahaan pengolahan sampah milik Covanta. Ada yang dipindahkan dengan kereta dan ada juga dengan truk.

Begitu tiba, sampah-sampah itu kembali dituangkan ke dalam sebuah bak penampungan yang mirip sebuah ruangan bawah tanah untuk kemudian dipindahkan ke dalam mesin pembakaran.

Sampah mulai dimasukkan ke dalam kontainer untuk dipindahkan ke luar kota New York lewat kapal (Foto: Youtube/ THE EDITOR)

Di dalam bak tersebut, dua unit mesin capit dipakai untuk menyusun sampah agar tersusun rapi. Selain itu juga untuk mencegah agar tidak terjadi penumpukan di dasar bak. Dan, untuk memberi ruang lebih banyak penyimpanan sampah tentunya.

Sampah-sampah ini perlahan dimasukkan ke dalam mesin insenerator dengan mesin pencakar yang di gerakkan oleh seorang operator. Di mesin tersebut sampah dibakar dengan suhu 1093.333 derajad Celcius. Hanya perlu waktu 2 jam saja untuk membakar semua sampah yang masuk di hari itu.

Pengelolaan insenerator ini juga sangat modern karena cukup dua orang saja yang mengoperasikannya. Kamera pengintai dipasang di masing-masing ruangan agar mudah dipantau.

Yang paling menarik lagi adalah, sampah-sampah ini dipakai untuk menyalakan listrik di 46.000 rumah-rumah yang ada di sekitar area pembakaran sampah.

Cara kerjanya begini, jika semua sampah sudah terbakar, maka yang tersisa adalah debu dan logam. Sebuah magnet berukuran raksasa digunakan untuk mengambil logam dari tempat pembakaran. Magnet ini menarik magnet yang cukup untuk membuat 21.000 unit mobil. Sementara itu debu-debu yang tersisa dipindahkan ke tempat pengolahan selanjutnya.

Kemana uap panas pembakaran ini pergi?

Nah, ini adalah pertanyaan yang paling menarik. Uap panas yang dihasilkan dari pembakaran ini ternyata dipindahkan ke reaktor scrubber untuk divcampur dengan bubur kapur agar semua gas asam dan karbon aktif diserap gas sisa pertama melewati reaktor scrubber, bubur kapur membersihkan semua gas asam dan mengaktifkan penyerap karbon untuk selanjutnya masuk menuju ruang kecil yang diisi oleh alat penyaring udara. Jadi yang keluar dari cerobong asap mesin raksasa ini adalah udara normal seperti kelembaban nitrogen karbondioksida.

Convanta mengklaim bia gas methana yang dikeluarkan dari cerobong asap ini jumlahnya sangat rendah (Foto: Youtube/ THE EDITOR)

Patricia Earls, Manajer Lingkungan Hidup Covanta mengatakan alternatif lain bila tidak ingin ada nitrogen karbondioksida seperti itu adalah dengan membuang sampah di ruang terbuka. Ia mengakui bila mesin pengolahan sampah jadi energi listrik menghasilkan emisi CO2.

Ia juga mengklaim mesin pengolahan energi milik Covanta telah mengurangi angka emisi CO2 ke udara. Dimana dalam setahun Ia menjamin mesin mereka menghasilkan methana dalam jumlah yang kecil.

“Sangat berbeda dengan pengolahan sampah di ruang terbuka yang menghasilkan jutaan ton karbondioksida,” ungkap Patricia.

Insider mengungkapkan bahwa saat ini hanya 30 persen sampah-sampah kota New York yang diubah jadi energi. Dibutuhkan dana sekitar 429 juta dolar atau sekitar Rp6000 miliar untuk memindahkan sampah-sampah ini ke tempat pengolahannya.

Mengapa New York membuang sampah sejauh itu?

Di tahun 1881, jalanan kota New York dalam sejarah menjadi salah satu yang terkotor di dunia. Karena kotornya, orang-orang jadi tertular penyakit. Sampai akhirnya dinas kebersihan kota itu membuat aturan tentang baru untuk membersihkan jalan.

Dan seperti biasa, aturan baru disambut dengan baik dan jalanan kota pun jadi bersih. Tapi, ada yang tidak dipikirkan oleh pemerintah. Karena dalam waktu singkat ruang-ruang pembuangan sampah di kota itu penuh tak bersisa.

Sampai akhirnya di awal tahun 1900-an, kota New York mengubah aturan dengan membuang sampah ke lautan. Padahal tindakan mereka sangat ilegal. Namun tetap saja pemerintah membuang hampir dari 80 persen sampah masyarakat ke lautan. Hal ini berlangsung hingga tahun 1934.

Dan saat itu pengadilan mengeluarkan aturan agar berhenti membuang sampah ke laut. Baru di tahun 1970-an mesin insenerator digunakan untuk membakar sampah tersebut. Sayangnya, tahun 1900-an mesin insenerator harus dihentikan penggunaannya karena asap yang mereka hasilkan tidak seusia dengan standar kebersihan udara yang dikeluarkan oleh EPA.

Akhirnya, pemerintah menyediakan lima wilayah untuk membuang sampah-sampah warganya. Karena banyaknya sampah yang dihasilkan warga, di tahun 193 New York bahkan membangun Manhattan dari tumpukan sampah. Sayangnya tak cukup, tidak ada lagi tempat untuk membuang sampah. Semua tempat-tempat modern dengan bangunan tinggi menjulang penuh dengan sampah di bagian belakangnya. Bukan pemandangan yang bagus untuk dilihat pada masanya.

Sebagai solusi atas persoalan ini, New York mengirim sampahnya ke negara bagian lain di Amerika Serikat. Hal in berlangsung hingga sekarang. Banyak perusahaan swasta yang menyediakan jasa pembuangan sampah ke negara bagian lain, dan tentunya dengan harga yang cukup tinggi.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru