RUSIA – Sebuah pengumuman dari seorang pengusaha asal Rusia baru-baru ini mengejutkan warganet. Pasalnya, dalam pengumuman yang diunggah ke media sosial pada Selasa (1/3) itu, ia mengumumkan akan memberikan imbalan besar bagi yang dapat menangkap Presiden Rusia Vladimir Putin hidup atau mati.
Bagi Alex Konanykhin, nama pengusaha itu, penangkapan Putin adalah sebuah kewajiban moral yang harus dilakukannya sebagai aksi dukungan terhadap Ukraina.
Seperti yang diketahui, Putin meluncurkan invasi militer ke Ukraina pada Kamis (24/2) pekan lalu.
Menolak menyebutnya sebagai invasi, Putin cenderung menggunakan frasa “operasi militer khusus” pada pengerahan kendaraan militer serta ribuan anggota militer bersenjata lengkap tersebut.
Meskipun dinilai melanggar hukum internasional dan dijatuhkan serangkaian sanksi ekonomi, invasi yang disertai serangan ke objek-objek vital di Ukraina terus berlanjut.
Oleh karena itu, banyak negara yang bahu-membahu mengirimkan bantuan ke Ukraina dan mengecam invasi Putin.
Dalam hal ini, dengan sumber daya yang dimilikinya, Konanykhin juga ingin ikut berpartisipasi.
Tidak tanggung-tanggung, ia berencana untuk menumpas kejahatan konflik ini dari pucuknya: Vladimir Putin.
“Saya berjanji membayar 1 juta dolar Amerika Serikat untuk pejabat, yang mematuhi tugas konstitusional mereka, menangkap Putin sebagai penjahat perang di bawah hukum Rusia dan internasional,” tulisnya di media sosial itu dilansir dari The Independent.
Dalam rupiah, imbalan tersebut berkisar antara 14 miliar rupiah.
“Putin bukan Presiden Rusia, karena ia mendapat kekuatan sebagai hasil dari operasi Rusia untuk menghancurkan gedung apartemen di Rusia, dan melanggar konstitusi untuk mengeliminasi pemilihan bebas dan membunuh lawannya,” lanjutnya.
Dalam unggahannya, Konanykhin juga menyertakan foto Putin yang telah diberikan keterangan yang berbunyi, “Diinginkan: Hidup atau Mati. Vladimir Putin karena pembunuhan massal”.
Ia menambahkan bahwa sebagai warga dan etnis Rusia, memfasilitasi denazifikasi dari Rusia adalah sebuah bentuk kewajiban moral.
Sebelumya, Putin juga menggunakan term tersebut, denazifikasi, untuk melancarkan invasi ke Ukraina.
Sekarang, salah satu warganya justru menggunakan term yang sama untuk mendeskripsikan keadaan Rusia di bawah kepemimpinan Putin.
“Saya akan melanjutkan membantu Ukraina atas usaha heroiknya untuk bertahan dari serangan gencar gerombolan Putin,” tulisnya.
Tidak Harmonis
Adapun keberanian Konanykhin untuk menentang pemerintah Rusia adalah karena ia memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan pihak tersebut.
Dilansir dari Kompas, pada 1996 lalu, Konanykhin pernah ditangkap saat tinggal di Amerika Serikat.
Penangkapannya tersebut menyusul klaim otoritas Rusia atas dirinya yang menggelapkan dana sebesar 8 juta dolar Amerika Serikat (atau sekitar 115 miliar rupiah dengan kurs saat ini) dari Bank Pertukaran Rusia.
Agen FBI bersaksi bahwa mafia Rusia telah membuat kontrak dengan Konanykhin, dan kasus itu diselesaikan dan ia mendapatkan suaka politik.
Suakanya dicabut beberapa tahun kemudian, tetapi deportasinya dibatalkan oleh Hakim Distrik Amerika Serikat yang menolaknya.
Hakim mengatakan bahwa keputusan untuk mengembalikannya ke Moskow sangat mencurigakan.