AMERIKA SERIKAT – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, mengungkapkan pada Minggu (6/3) bahwa Ukraina ternyata sudah memiliki rencana jika presidennya, Volodymyr Zelensky, mati terbunuh di tangan Rusia.
Seperti dalam film-film peperangan yang selama ini tayang di layar lebar, presiden atau setidaknya sosok yang dianggap mengepalai suatu kelompok adalah sosok yang paling diincar oleh musuh dalam konflik tersebut.
Sekarang, hal ini terjadi di dunia nyata. Amerika Serikat mengklaim Zelensky telah menjadi target utama Rusia dalam konflik ini.
Dilansir dari Kompas, mantan komedian tersebut bahkan dikatakan sudah menjadi sasaran pembunuhan oleh tentara Rusia sebanyak tiga kali sejak invasi yang dimulai pada akhir bulan lalu.
Dalam komunikasinya dengan pemimpin negara Barat, Zelensky mengungkapkan bahwa ia mungkin akan mati dalam waktu dekat.
“Ukraina telah memiliki rencana, yang tak akan saya bicarakan atau perinci untuk memastikan bahwa ada yang kita sebut untuk kelangsungan pemerintahan dengan satu cara atau lainnya,” kata Blinken pada program CBS Face The Nation dikutip dari Politico.
“Saya hanya akan menghentikannya sampai di situ,” tambahnya.
Sebelumnya, rumor-rumor tentang keberadaan Zelensky terus bertebaran di media sosial.
Seorang politikus Rusia bernama Vyacheslav Volodin bahkan membuat klaim bahwa Zelensky telah melarikan diri ke Polandia dan tidak terjangkau oleh anggota parlemen Ukraina.
Rumor yang lain menyebutkan bahwa orang nomor satu di Ukraina itu telah menerima tawaran evakuasi dari Amerika Serikat.
Untuk membantah semua berita bohong tersebut, Zelensky akhirnya mengunggah video yang menunjukkan keberadaannya di ruangan kerjanya di Kyiv, ibu kota Ukraina, dan tidak melarikan diri dari negara yang dicintainya.
“Saya di Kyiv. Saya bekerja di sini. Tidak ada yang melarikan diri,” ujarnya seperti dilansir The Hindustan Times.
Dalam kesempatan yang sama, Blinken juga membicarakan adanya kemungkinan pelarangan impor minyak Rusia yang diminta Zelensky pada Kongres Amerika Serikat sehari sebelumnya.
Meskipun begitu, hingga saat ini, dengan dukungan yang telah diperoleh dari Kongres, Gedung Putih belum mengeluarkan larangan tersebut.
“Kami sedang berbicara dengan mitra dan sekutu Eropa kami untuk melihat secara terkoordinasi prospek pelarangan impor minyak Rusia, sambil memastikan masih ada pasokan minyak yang tepat di pasar dunia,” papar Blinken.