BALI – Dalam rangkaian kegiatan G20 sebelumnya, telah dilaksanakan kegiatan Agriculture Deputies Meeting (ADM) ke-2 di Yogyakarta.
Kini, Bali menjadi lokasi puncak pertemuan tingkat menteri atau Agriculture Ministers Meeting (AMM) para anggota negara G20.
Dalam rangka membahas isu-isu pertanian global, Menteri Pertanian dunia yang tergabung dalam G20 beserta beberapa organisasi internasional dan negara-negara undangan berkumpul dan berdiskusi pada 27–29 September 2022 di Continental Hotel Bali.
Adapun tema yang diusung adalah “Balancing Food Production and Trade to Fulfil Food for All”.
Selain itu, AMM juga diisi oleh sejumlah side event, seperti Deputies Talk sebagai lanjutan ADM di Yogyakarta, Global Forum, pertemuan bilateral, pameran, dan field trip.
Pertemuan AMM G20 tersebut dihadiri secara offline dan virtual oleh 188 delegasi asing, dengan 168 di antaranya hadir secara offline.
Ke-188 delegasi tersebut adalah perwakilan seluruh anggota G20, 7 negara undangan, serta 8 organisasi internasional.
Melalui kegiatan ini, tentu ke depannya diharapkan Indonesia dapat terus berpartisipasi secara aktif dan signifikan dalam mendukung pemulihan ekonomi dunia dan memperkuat kualitas sistem pertanian demi mendukung ketahanan pangan dan pertanian yang berkelanjutan di tingkat global.
“Kegiatan ini memberikan kontribusi positif tak hanya berbagi pengalaman tentang strategi pengembangan di bidang pertanian, namun juga membahas berbagai upaya yang diperlukan untuk mengatasi krisis pangan global dari berbagai isu yang melingkupi seperti kondisi iklim, geopolitik dan pertumbuhan penduduk,” ujar Andi Nur Alam Syah, Direktur Jenderal Perkebunan.
Andi Nur menambahkan, untuk mengantisipasi krisis pangan global, Kementerian Pertanian terus berupaya, salah satunya melalui pengembangan komoditas perkebunan yaitu kelapa, kopi, kakao, sagu, tebu, dan komoditas unggulan lainnya.
Komoditas perkebunan berkontribusi positif dalam membantu menghadapi krisis pangan global, sehingga Indonesia dapat bertahan di tengah guncangan dinamika stok pangan global dan dinamika harga komoditas dunia.
Terbukti dari data BPS yang diolah Ditjen Perkebunan, diketahui bahwa kinerja ekspor perkebunan dari Juli 2021 hingga Juli 2022 semula sebesar 310,94 T, naik 6,72% menjadi sebesar 331,85 T.
Pada kesempatan ini, delegasi setingkat menteri yang hadir adalah dari Kanada, Jepang, Kamboja, Fiji, Korea Selatan, India, Singapura, Rwanda, Saudi Arabia, Turkiye, FAO, ERIA, EU dan UEA.
Diharapkan sekjen dan para rombongan delegasi dapat mengikuti jalannya persidangan di AMM Bali sekaligus mengenal agroekosistem yang dilekatkan dengan agrowisata dan budaya Bali.