20.6 C
Indonesia

Imbau Warganya untuk Bercocok Tanam di Rumah, Sri Lanka Terapkan Kerja Empat Hari Seminggu

Must read

SRI LANKA – Umumnya, hari kerja yang lebih sedikit dalam seminggu bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kebahagiaan para pekerja, seperti yang terjadi di beberapa bagian dunia seperti Islandia dan Inggris. Akan tetapi, tidak demikian di Sri Lanka.

Seperti yang diketahui, negara Asia Selatan itu tengah berjuang menghadapi kekurangan berbagai kebutuhan pokok akibat krisis ekonomi. Krisis ini adalah yang terburuk dalam beberapa dekade terakhir.

Pada hari Selasa (14/6), Sri Lanka mengumumkan bahwa pekerja sektor publik akan mendapatkan tambahan hari libur di hari Jumat selama tiga bulan ke depan, tanpa pemotongan gaji.

Baca Juga:

Libur tambahan tersebut diberikan agar mereka dapat berkebun maupun bertani untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

“Tampaknya tepat untuk memberikan cuti satu hari kerja kepada pejabat pemerintah … untuk terlibat dalam kegiatan pertanian di halaman belakang mereka atau di tempat lain sebagai solusi untuk kekurangan pangan yang diperkirakan,” ujar Departemen Informasi Pemerintah.

Selain itu, minggu kerja yang lebih pendek juga disebut akan menguntungkan pekerja yang terkena dampak pemadaman listrik dan gangguan transportasi yang disebabkan oleh kekurangan makanan dan gas.

Diperkirakan ada sekitar 1 juta pekerja sektor publik di negara ini.

Akan tetapi, sistem kerja empat hari seminggu itu tidak akan berlaku untuk staf “layanan penting” yang bekerja di rumah sakit dan pelabuhan atau mereka yang berada di sektor listrik dan air.

Pemerintah setempat juga akan mendorong warganya untuk mengambil pekerjaan di luar negeri sehingga mereka dapat mengirim uang kembali.

Disebutkan bahwa pekerja sektor publik akan diberikan cuti tanpa bayaran hingga lima tahun “tanpa kerugian” jika mereka memutuskan untuk bekerja di luar negeri.

Kekacauan dan ketidakpastian

Negara kepulauan dengan populasi 22 juta ini berada di tengah krisis keuangan dan politik terburuk dalam beberapa dekade.

Kemarahan publik memuncak pada bulan April lalu dengan aksi protes yang berubah menjadi kericuhan dan membuat situasi di pemerintahan menjadi kacau.

Beberapa pejabat pemerintah, termasuk perdana menteri, bahkan telah mengundurkan diri.

Bagi banyak orang Sri Lanka, kehidupan sehari-hari telah menjadi siklus kekacauan dan ketidakpastian tanpa akhir sejak krisis dimulai.

Antrean mengular untuk persediaan dasar seperti makanan dan gas terlihat di seluruh negeri setiap harinya. Banyak toko terpaksa tutup karena mereka tidak dapat menjalankan lemari es, AC, atau kipas angin.

Tentara juga kerap ditempatkan di pom bensin untuk meredakan amarah para pembeli yang telah mengantre selama berjam-jam. Beberapa pembeli bahkan dikabarkan meninggal saat menunggu.

Kritikus pemerintah pun mempertanyakan seberapa besar perbedaan yang akan dibuat dengan menerapkan kebijakan kerja empat hari  seminggu ini.

Mereka mengatakan bahwa sementara pegawai sektor negara bagian biasanya tinggal jauh dari Kolombo, sebagian besar menggunakan transportasi umum untuk perjalanan mereka.

Tidak hanya itu, mereka menambahkan bahwa sebagian besar warga hidup relatif miskin dan tidak memiliki tanah mereka sendiri, sehingga imbauan untuk mengolah makanan mereka sendiri tidak mungkin dilakukan.

 

Sumber: CNN

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru