AMERIKA SERIKAT – Laporan media Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa data penerbangan menunjukkan adanya kesengajaan pada insiden jatuhnya pesawat China Eastern Airlines pada bulan Maret lalu.
Mengutip penilaian awal oleh pejabat AS, laporan tersebut menyatakan bahwa penyelidikan sejauh ini tidak menemukan kesalahan mekanis atau teknis pada jet itu.
Seperti yang diketahui, Boeing 737-800 milik China Eastern Airlines jatuh menghantam gunung dalam perjalanannya ke Guangzhou di selatan Cina dari Kunming. Seluruh penumpang dan awak di dalamnya dinyatakan tewas.
“Pesawat itu melakukan apa yang diperintahkan oleh seseorang di kokpit,” menurut Wall Street Journal, yang pertama kali melaporkan hal tersebut, mengutip seseorang yang mengetahui penilaian awal pejabat AS tentang penyebab kecelakaan itu.
Laporan tersebut menyatakan bahwa data dari salah satu perekam penerbangan pesawat, “kotak hitam”, yang ditemukan di lokasi kecelakaan, menunjukkan bahwa gerakan menukik hampir vertikal yang dialami pesawat disebabkan oleh input ke sistem kontrol.
Sejalan dengan Wall Street Journal, ABC News juga melaporkan bahwa kecelakaan itu diyakini disebabkan oleh tindakan yang disengaja.
Sementara itu, media Reuters menulis bahwa penyelidik yang menyelidiki kecelakaan itu sedang memeriksa apakah hal itu benar-benar disebabkan oleh tindakan yang disengaja yang dilakukan di dek penerbangan, mengingat tidak adanya bukti yang ditemukan mengenai kerusakan teknis.
Sebelumnya, China Eastern Airlines mengatakan bahwa ketiga pilot yang saat itu berada di dalam pesawat telah memenuhi syarat terbang dan dalam kondisi sehat.
Kepada Wall Street Journal, pihak maskapai secara terpisah mengatakan bahwa tidak ada indikasi dari salah satu pilot tersebut yang berada dalam masalah keuangan.
Bulan lalu, Administrasi Penerbangan Sipil Tiongkok (CAAC)–pemimpin investigasi insiden ini–mengatakan bahwa laporan-laporan mengenai pesawat yang mungkin jatuh secara sengaja telah “sangat menyesatkan publik” dan “mengganggu pekerjaan investigasi kecelakaan”.
Media pemerintah China Global Times pada Rabu (18/5) melaporkan bahwa para penyelidik masih dalam proses menganalisis data penerbangan dan puing-puing dari kecelakaan.
Mereka juga mengatakan bahwa CAAC akan terus “melakukan penyelidikan kecelakaan dengan cara yang ilmiah, ketat, dan teratur”.
Sementara itu, Kedutaan Besar Cina di Washington, Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB), dan pembuat pesawat Boeing menolak mengomentari laporan Wall Street Journal, karena pedoman yang ditetapkan oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa.
“Berdasarkan aturan tentang investigasi kecelakaan, hanya lembaga investigasi yang dapat mengomentari investigasi kecelakaan udara terbuka,” ujar juru bicara Boeing kepada BBC.
Perusahaan tersebut sebelumnya mengatakan bahwa mereka sedang membantu penyelidikan di Cina dan berkomunikasi dengan NTSB.
Maskapai penerbangan Cina umumnya memiliki catatan keselamatan yang baik, dengan kecelakaan besar terakhir terjadi pada 12 tahun yang lalu.
Pesawat China Eastern Airlines yang jatuh 2 bulan itu bahkan masih berusia kurang dari tujuh tahun.
Sumber: BBC