KAMBOJA – Sekelompok ahli biologi kelautan menyambut baik penemuan ikan pari air tawar raksasa yang terancam punah dalam ekspedisi baru-baru ini ke bentangan terpencil Sungai Mekong di Kamboja.
Padahal, mereka sebelumnya memperingatkan bahwa status keanekaragaman hayati di daerah tersebut terancam.
Ikan pari itu tertangkap secara tidak sengaja oleh nelayan di kolam sedalam 80 meter di Sungai Mekong di Provinsi Stung Treng, di timur laut Kamboja. Para ilmuwan yang tengah berkunjung membantu upaya pengembalian hewan itu hidup-hidup.
Ikan pari tersebut memiliki berat 180 kg dan panjang tubuh yang mencapai 4 meter.
Zeb Hogan, seorang ahli biologi ikan di University of Nevada, mengatakan bahwa penemuan ini adalah hal yang penting.
“Tangkapan ini penting karena menegaskan keberadaan ikan-ikan besar ini di bentangan sungai,” kata Hogan, yang memimpin ekspedisi Keajaiban Mekong yang didanai oleh USAID.
“Ini adalah bentangan sungai yang sangat terpencil, tidak dipelajari dengan baik, [namun] sangat penting untuk perikanan dan keanekaragaman hayati, dan juga bentangan sungai yang terancam,” paparnya.
Kelompok tersebut menggunakan kapal selam tak berawak yang dilengkapi dengan lampu dan kamera sebagai bagian dari upaya untuk mempelajari kedalaman kolam.
Dalam sebuah pernyataan, mereka mengatakan bahwa bagian sungai ini dapat mengalami “dampak ekologis yang menghancurkan” jika bendungan pembangkit listrik tenaga air yang telah diusulkan benar dibangun di daerah tersebut.
Selain itu, berbagai ancaman lainnya mungkin saja muncul, termasuk penangkapan ikan ilegal dan menumpuknya ampah plastik.
Hogan, yang telah mempelajari keanekaragaman hayati di Mekong selama lebih dari dua dekade, mengatakan bahwa penurunan populasi beberapa ikan air tawar di sungai itu sangat mengkhawatirkan.
“Secara historis, bagian sungai ini menghasilkan 200 miliar ikan muda yang kemudian selama musim banjir menyebar ke seluruh Kamboja dan bahkan ke Vietnam,” kata Hogan.
Sumber: VOA Cambodia