24.9 C
Indonesia

Psikolog Beberkan Alasan Mengapa Diagnosis Psikiatri Amber Heard Harus Diabaikan

Must read

VIRGINIA – Seorang psikolog terkemuka menyatakan bahwa diagnosis psikologis yang diberikan untuk Amber Heard dalam gugatan pencemaran nama baik terhadapnya harus segera diabaikan.

Dr. Shannon Curry, yang disewa oleh tim hukum Johnny Depp untuk mengevaluasi Heard, baru-baru ini mengatakan kepada pengadilan bahwa ia telah mendiagnosis Heard dengan gangguan kepribadian ambang dan gangguan kepribadian histrionik.

Diagnosis itu dapat diberikan setelah ia menghabiskan waktu bersama Heard pada dua tanggal terpisah pada bulan Desember lalu.

Baca Juga:

Dr. Curry lalu mengklaim Heard “mengeksternalisasi kesalahan” dan dapat menjadi “benar sendiri” dan “menghakimi”, namun kemudian ditentang oleh psikolog Dr. Jessica Taylor sekarang.

Kepada The Independent, ia berpendapat bahwa dua gangguan yang telah didiagnosis terhadap Heard adalah “bukan kondisi medis yang terbukti”, melainkan “label psikiatri kontroversial yang sangat diperebutkan”.

Dalam hal ini, Dr. Taylor dikenal sebagai peneliti patologi wanita dalam pengaturan kesehatan mental serta mengkhususkan diri dalam kekerasan seksual dan kasus-kasus yang menyalahkan korban.

Psikolog tersebut mengaku belum pernah mendengar ada orang yang menggunakan istilah “gangguan kepribadian histrionik” dengan cara yang tidak ironis selama bertahun-tahun, menggambarkannya sebagai “gangguan yang dibantah”.

“Gangguan kepribadian histrionik lahir dari diagnosis ‘histeria’, yang hanya bisa diberikan kepada wanita,” jelasnya.

Istilah ‘wanita histronik’ berasal dari “wanita histeris”, sebagaimana dimaksud dalam buku berjudul “Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder” edisi tahun 1968.

“Perubahan itu dibuat dalam versi revisi manual pada tahun 1980 setelah ‘psikiater top berteori bahwa’ wanita histrionik labil, egosentris, menggoda, dingin, dan kekanak-kanakan”, lanjutnya.

“Hysteria dan gangguan kepribadian histrionik dikenal sebagai ‘keranjang sampah kesehatan mental’, dengan banyak sarjana berpengaruh yang menolak keberadaan mereka,” sambungnya.

Dr. Taylor lantas menambahkan bahwa wanita dapat didiagnosis dengan “gangguan” karena “tidak cukup tersenyum, tidak memberikan seks yang cukup kepada pria, menjadi lesbian atau biseksual [atau] terlalu asertif”.

“Sungguh keterlaluan bahwa pada tahun 2022, seorang psikolog akan bersaksi pada pendirian bahwa seorang wanita memiliki ‘gangguan kepribadian histrionik’,” tambahnya.

Dr. Taylor mengatakan bahwa argumen serupa juga dapat diaplikasikan untuk diagnosis kedua Heard.

Yaitu diagnosis gangguan kepribadian ambang yang menurutnya tujuh kali lebih mungkin diberikan kepada wanita daripada pria.

Gangguan itu berasal dari Histrionic Personality Disorder, kata Dr. Taylor, dan keduanya merupakan konstruksi yang tumpang tindih dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders.

Ia juga menentang saran Dr. Curry bahwa kepribadian ambang dan gangguan kepribadian histrionik memiliki ‘dasar genetik’.

“Tidak pernah ada bukti dasar genetik dari gangguan kepribadian apa pun,” tegasnya.

“Ini pasti salah. Tidak ada gen yang ditemukan untuk gangguan kesehatan mental apa pun, dan American Psychiatric Association setuju bahwa saat ini, kita tidak tahu hubungan antara biologi dan gangguan psikiatri,” katanya.

Heard sebelumnya dituduh atas pencemaran nama baik oleh mantan suaminya, Johnny Depp, yang mengklaim bahwa Heard telah mencemarkan nama baiknya dalam sebuah kolom yang ditulis untuk The Washington Post.

 

Sumber: Unilad

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru