20.4 C
Indonesia

Upayakan Perubahan Batas Legal Aborsi dalam Kasus Pemerkosaan, Presiden Ekuador: Kita Semua Sama di Hadapan Konstitusi dan Hukum

Must read

EKUADOR – Guillermo Lasso, seorang mantan bankir konservatif yang kini menjabat sebagai presiden di salah satu negara Amerika Selatan, Ekuador, mengatakan pada hari Selasa (15/3) bahwa ia akan mengusulkan pengetatan batas waktu aborsi dalam kasus pemerkosaan.

Keputusannya ini menyusul disetujuinya aturan baru oleh Majelis Nasional negara tersebut pada Februari lalu.

Bulan lalu para politisi di Ekuador menyetujui aturan yang mengizinkan aborsi untuk kehamilan akibat pemerkosaan hingga usia kehamilan 12 minggu.

Baca Juga:

Aturan tersebut memberikan jarak waktu yang berbeda untuk wanita dewasa korban pemerkosaan yang berasal dari kelompok pribumi atau yang tinggal di daerah pedesaan, yaitu aborsi dapat dilakukan hingga usia kehamilan mereka mencapai 18 minggu.

Akan tetapi, baru-baru ini Lasso mengajukan perubahan ke Majelis Nasional.

Perubahan tersebut termasuk batas kehamilan 12 minggu untuk semua wanita dewasa, terlepas dari tempat tinggal atau komunitas asal mereka.

“Kita semua sama di hadapan konstitusi dan hukum kita,” tulis Lasso di akun Twitternya.

“Menetapkan perbedaan hukum antara warga negara berdasarkan tempat lahir atau asal akan bertentangan dengan prinsip dasar ini,” tambahnya.

Meskipun begitu, belum diketahui apakah perubahan yang diusulkan Lasso juga akan berlaku untuk aborsi dalam kasus pemerkosaan untuk remaja.

Pasalnya, anggota parlemen telah menyetujui batasan untuk kasus ini yaitu hingga usia kehamilan 18 minggu.

Di Majelis Nasional, para anggota parlemen memiliki waktu 30 hari untuk memutuskan apakah akan menerima perubahan yang diusulkan Lasso atau tetap melanjutkan aturan yang telah disetujui sebelumnya.

Kegiatan aborsi sendiri telah dilegalkan di Ekuador sejak 1938 untuk kasus kehamilan yang mengancam nyawa sang calon ibu atau ketika seorang penyintas pemerkosaan memiliki cacat intelektual.

Pada tahun 2019, majelis gagal mengesahkan undang-undang yang melegalkan aborsi untuk korban pemerkosaan.

Berdasarkan keterangan dari kelompok feminis Trenzando Feminismos, ada lebih dari 21.000 aborsi terjadi di Ekuador setiap tahunnya. Kebanyakan dari mereka terlaksana di klinik ilegal yang berbahaya.

 

Sumber: Reuters

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru