24.9 C
Indonesia

Amerika Serikat Bantah Berada Di Balik Kerusuhan Kazakhstan

Must read

KAZAKHSTAN – Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki pada Rabu (5/1) menyangkal “klaim gila Rusia” yang mengatakan bahwa pihak Amerika Serikat berada di belakang kerusuhan di Kazakhstan.

Ia mengatakan bahwa pihak Rusia telah menyebarkan informasi bohong mengenai keberpihakan Amerika Serikat dalam hal ini.

“Ada beberapa klaim gila Rusia tentang AS berada di balik ini, jadi izinkan saya menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan bahwa itu benar-benar salah dan jelas merupakan bagian dari pedoman disinformasi standar Rusia,” katanya sebagaimana dilansir dari berbagai media. 

Baca Juga:

Akan tetapi, pada kesempatan itu, Psaki tidak menyebutkan nama orang yang membuat “klaim gila” tersebut.

Insiden tuduh-menuduh ini muncul hanya beberapa jam setelah Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev mengklaim bahwa pihak luar memiliki andil dalam kerusuhan di negaranya. 

Menurutnya, para demonstran itu adalah “geng teroris” yang mendapatkan pelatihan di luar negeri. Meskipun begitu, ia tidak memberikan bukti lanjutan atas pendapatnya selain penilaian pribadinya terhadap bentuk serangan yang rapi.

Psaki kemudian menjelaskan bahwa pemerintah Amerika Serikat saat itu tidak memihak manapun, baik pengunjuk rasa maupun pemerintah. 

“Gedung Putih sedang memantau protes di Kazakhstan dan mendukung seruan untuk tenang, bagi pengunjuk rasa untuk mengekspresikan diri mereka secara damai dan bagi pihak berwenang untuk menahan diri,” katanya.

Tuduhan yang dilayangkan ke Amerika Serikat sebagai dalang kerusuhan Kazakhstan kembali hadir pada Jumat (7/1). Dilansir dari Kompas, Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat Anatoly Antonov menjelaskan analisisnya kepada Newsweek. 

Ia mengatakan, akar permasalahan ini adalah intervensi militer Amerika Serikat yang tidak stabil di wilayah Asia Barat dan Asia Tengah.

“Itu berasal dari destabilisasi di Timur Tengah dan Afghanistan, yang pada gilirannya disebabkan oleh campur tangan militer barat dengan dalih membela hak asasi manusia dan demokrasi,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan bahwa kebijakan luar negeri Washington membantu provokasi krisis di Kazakhstan.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru