20.3 C
Indonesia

Taliban Baru Sadar Pendapatan Afghanistan Sangat Sedikit Saat Menjabat

Must read

AFGHANISTAN – Taliban tidak memiliki rencana tentang tata cara menjalankan negara secara mandiri setelah berhasil menguasai Afghanistan. Demikian dikatakan oleh Kate Clark dalam laporan khusus untuk Jaringan Analis Afghanistan, AAN sebagaimana dirilis oleh DW pada Senin (27/12).

“Sekarang, saat berkuasa… (Taliban) menyadari bahwa pendapatan pemerintah sangat sedikit, sementara mereka bertanggungjawab untuk keamanan maupun penyediaan pangan seluruh penduduk,” ungkap Kate.

Di masa Taliban masih melawan pemerintah, lanjutnya, kelompok ekstrimis ini memungut pajak dari penduduk di wilayah yang berhasil mereka kuasai dan kendalikan.

Baca Juga:

Anehnya lagi, meski menganggap wilayah itu berada di bawah kekuasaannya, Taliban tetap layanan publik sepenuhnya diurus oleh pemerintah, LSM dan lembaga bantuan.

Bagi warga biasa di Afganistan, kata Kate prioritas utama bagi mereka adalah bisa mendapatkan makanan setiap hari, memiliki tempat tinggal dan mendapat pekerjaan. Khususnya perempuan yang mengalami berbagai hambatan dan tekanan dari kebijakan sosial Taliban.

“Konsekuensi dari pengambilalihan itu adalah bencana,” ungkapnya.

Tantangan terbesar Taliban saat ini adalah bertransformasi dari sebutan sebagai kelompok-kelompok gerilyawan pemberontak menjadi sebuah badan administratif yang dapat memerintah sebuah negara yang kompleks dan beragam.

Hal diatas harus dilalui Taliban dengan sabar karena di saat bersamaan negara-negara Barat seperti Amerika Serikat dan negara-negara NATO mengkhawatirkan dua hal/

Pertama, mereka memprediksikan bahwa kondisi ekonomi Afghanistan akan terus memburuk yang akan mendorong puluhan ribu warga Afghanistan melarikan diri ke luar negeri.

Kedua, kelompok teror seperti Al-Qaeda akan kembali menemukan tempat persembunyian yang aman, yakni Afghanistan.

Keruntuhan birokrasi dan ancaman teror

Sejak Taliban berkuasa, lanjutnya, situasi keamanan tidak diragukan lagi telah meningkat. Tetapi serangan-serangan para teroris ISIS juga meningkat. Serangan ini menargetkan kaum minoritas Syiah di negara itu dan juga anggota Taliban.

Dengan kata lain perekonomian lumpuh di saat negara ini menghadapi krisis kemanusiaan besar yang digambarkan oleh PBB sebagai awal dari “bencana kelaparan”.

Salah satu masalah terbesar yang dihadapi Taliban saat ini adalah keruntuhan birokrasi. Lebih 120 ribu warga Afganistan hengkang meninggalkan negara itu pada hari-hari terakhir penarikan pasukan AS yang berujung pada kericuhan dalam negeri.

Sebagaimana diketahui, kerusuhan terjadi saat ribuan warga Afganistan berusaha mati-matian untuk meninggalkan negaranya melarikan diri dari Taliban melalui Bandara Kabul pada pertengahan Agustus 2021 lalu.

Milisi Taliban berjaga di bagian luar Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul pada 16 Agustus 2021. Ribuan orang memadati bandara itu dalam upaya melarikan diri dari negara tersebut, setelah Taliban mengambil alih kekuasaan dengan sangat cepat.

Kebanyakan warga yang hengkang adalah para administrator berpengalaman yang telah lama bekerja dengan militer dan organisasi asing untuk mengelola administrasi dan perekonomian yang bergantung pada bantuan luar negeri.

Sekarang masalah baru justru muncul yaitu pegawai negeri sudah berbulan-bulan belum mendapat gaji.

“Saya pergi ke kantor di pagi hari, tetapi tidak ada yang bisa dilakukan,” kata Hazrullah, seorang teknokrat tingkat menengah yang bekerja di kementerian luar negeri.

“Sebelumnya, saya mengerjakan kesepakatan perdagangan dengan negara-negara tetangga kami. Sekarang kami tidak memiliki instruksi tentang bagaimana melanjutkannya. Tidak ada yang tahu apa-apa,” tandasnya.

Bagi banyak warga Afganistan, 2021 adalah tahun yang penuh gejolak dan kekacauan. Setelah perang berakhir dan Taliban mengambil alih kekuasaan, perekonomian ambruk dan masa depan makin tidak menentu.

Tantangan terbesar Taliban saat ini adalah bertransformasi dari sebutan sebagai kelompok-kelompok gerilyawan pemberontak menjadi sebuah badan administratif yang dapat memerintah sebuah negara yang kompleks dan beragam.

Hal diatas harus dilalui Taliban dengan sabar karena di saat bersamaan negara-negara Barat seperti Amerika Serikat dan negara-negara NATO mengkhawatirkan dua hal/ Pertama, mereka memprediksikan bahwa kondisi ekonomi Afghanistan akan terus memburuk yang akan mendorong puluhan ribu warga Afghanistan melarikan diri ke luar negeri.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru