25.6 C
Indonesia

Yunani Membuka Kembali Istana Aigai Setelah 16 Tahun Restorasi

Must read

YUNANI – Yunani telah membuka kembali istana kuno tempat Alexander Agung menjadi Raja Makedonia sekitar 2.400 tahun yang lalu setelah mengalami restorasi.

Istana Aigai, yang secara resmi dikenal sebagai Royal Metropolis of the Makedonia, adalah bangunan terbesar di Yunani klasik, seluas sekitar 15.000 meter persegi, menurut Kementerian Kebudayaan Yunani.

Mengutip CNN, sebagian besar bangunan itu dibangun oleh ayah Alexander Agung, Philip II dari Makedonia pada abad ke-4 SM.

Baca Juga:

“Ini adalah tempat di mana Alexander Agung dinobatkan sebagai raja, tidak lama setelah pembunuhan ayahnya, untuk memulai kampanye gemilangnya,” kata Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis pada upacara pembukaan pada Jumat (5/1).

Pada masa pemerintahan Alexander, ia menaklukkan wilayah yang luasnya membentang dari Yunani modern hingga Mesir, Iran, dan hingga India utara dan Asia Tengah.

Kerajaannya, yang saat itu tidak terlihat dalam sejarah Barat, memulai apa yang oleh para sejarawan disebut sebagai periode Helenistik, yang berlangsung sejak kematiannya hingga bangkitnya Kekaisaran Romawi.

Penaklukannya menjadi landasan bagi pengaruh Yunani di bagian timur Laut Mediterania selama 1.000 tahun berikutnya. Banyak teks penting di wilayah ini, termasuk versi awal Perjanjian Baru, ditulis dalam bahasa Yunani.

Bangsa Romawi menghancurkan istana ini pada tahun 148 SM dan sering dijarah pada tahun-tahun berikutnya.

Memulihkan tempat lahirnya kerajaan yang begitu mengesankan bukanlah tugas yang mudah.

Pemerintah Yunani memerlukan waktu 16 tahun, dengan bantuan dari Uni Eropa dan lebih dari 20 juta euro (sekitar Rp340 miliar) menurut Kementerian Kebudayaan Yunani.

“Apa yang kami lakukan hari ini adalah peristiwa yang memiliki kepentingan global dan berskala internasional,” kata Mitsotakis.

Upaya restorasi meliputi penggalian situs, dokumentasi, dan konservasi artefak-artefak yang ditemukan.

Pemerintah Yunani memulihkan mosaik, lantai marmer, dan beberapa kolom seluas 1.400 meter persegi sambil mempertahankan tampilan umum reruntuhan tersebut, kata kementerian kebudayaan negara tersebut.

“Pentingnya monumen-monumen tersebut melampaui batas-batas lokal, dan menjadi milik seluruh umat manusia,” kata Mitsotakis.

“Dan kita sebagai penjaga warisan budaya yang berharga ini, kita harus melindunginya, menyorotnya, mempromosikannya dan pada saat yang sama memperluas wawasan yang diungkapkan oleh setiap aspek baru,” tambahnya.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru