26.4 C
Indonesia

Wanita Yang Sempat Dinyatakan Membunuh Empat Anaknya Telah Diampuni dan Bebas dari Penjara

Must read

AUSTRALIA – Seorang wanita Australia, yang selama ini dikenal sebagai pembunuh berantai wanita terkejam di negara itu, bebas dari penjara setelah menjalani hukuman selama dua dekade atas tuduhan membunuh keempat anaknya.

Kathleen Folbigg mendapat pengampunan tanpa syarat dari Gubernur New South Wales Margaret Beazley dan resmi menghirup udara bebas mulai Senin (5/6) kemarin.

Ia dinyatakan tidak melakukan kejahatan yang sebelumnya dituduhkan kepadanya dalam penyelidikan terbaru, dengan bukti-bukti mendukung klaim tidak bersalahnya.

Bukti ilmiah menunjukkan bahwa keempat anaknya, yang meninggal satu persatu dalam kurun waktu tahun 1989–1999, benar meninggal karena sebab alami.

Jaksa Agung New South Wales Michael Daley mengatakan, ada “keraguan yang masuk akal” atas tuduhan terhadap Kathleen.

“Yaitu pembunuhan terhadap anaknya Caleb, penderitaan fisik yang parah pada anaknya Patrick, dan pembunuhan anak-anaknya Patrick, Sarah, dan Laura,” jelasnya.

Melansir CNN Indonesia, anak wanita tersebut yang meninggal pertama adalah Caleb. Ia meninggal pada tahun 1989 di usia 19 hari.

Duka yang dirasa Kathleen dan suaminya, Craig Folbigg, harus dilanjut pada tahun berikutnya dengan meninggalnya Patrick di usia dua bulan.

Pasangan suami-istri itu kembali kehilangan anak mereka dua tahun berikutnya. Sarah menghembuskan napas terakhirnya di usia 10 bulan.

Terakhir, anak mereka yang bernama Laura, yang baru berusia 18 bulan, meninggal pada tahun 1999.

Fakta bahwa Kathleen adalah satu-satunya orang yang berada atau terjaga di rumah di setiap kasus kematian anak-anaknya membuat tuduhan kepadanya semakin kuat.

Akan tetapi, sejatinya tak pernah ada bukti fisik yang menunjukkan bahwa ia adalah orang yang membunuh keempat anaknya.

Meskipun begitu, juri saat itu percaya anak-anak itu tidak mungkin meninggal karena sebab alami–alasan yang selalu dikatakannya.

Posisinya semakin terpojok dengan tafsir juri atas isi buku hariannya, yang diartikan oleh mereka sebagai ungkapan rasa bersalah karena telah menyakiti anak-anaknya.

Kathleen kemudian dinyatakan harus menjalani hukuman penjara selama 40 tahun setelah diadili pada tahun 2003.

16 tahun kemudian, dengan dorongan petisi yang ditandatangani oleh 90 ilmuwan, praktisi medis, dan profesional terkait, penyelidikan atas kasusnya kembali dibuka.

Mengutip Liputan6, pengacara Kathleen, Sophie Callan, menuturkan bahwa bukti ahli di bidang kardiologi dan genetika menunjukkan bahwa varian genetik CALM2-G114R yang langka merupakan penyebab yang masuk akal dari kematian mendadak dua putri Kathleen.

“Miokarditis, radang jantung, juga merupakan penyebab yang masuk akal dari kematian Laura,” ungkapnya.

Untuk Patrick, Callan mengatakan bahwa berdasarkan bukti ahli sebagai kemungkinan yang masuk akal, kematian mendadaknya didasari oleh kelainan neurogenetik.

“Bukti ilmiah menimbulkan keraguan bahwa Kathleen membunuh ketiga anak itu dan merusak argumen yang dibuat dalam kasus Caleb bahwa kematian empat anak adalah kebetulan yang mustahil,” kata Callan.

Sementara itu, mantan hakim agung negara bagian, Thomas Bathurst, mengatakan bahwa buku harian Kathleen berisi ungkapan berduka seorang ibu yang mungkin depresi dan menyalahkan dirinya sendiri atas kematian setiap anaknya.

Atas hal-hal tersebut, Jaksa Agung Daley merekomendasikan pengampunan Kathleen tanpa syarat dan pembebasannya kepada Gubernur Beazley.

Wanita yang saat ini berusia 55 tahun itu pun akhirnya melangkah bebas keluar dari lembaga pemasyarakatan Clarence pada Senin siang waktu setempat.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Artikel Baru