27 C
Indonesia

Visi, Misi, dan Program Kerja Ketiga Capres dalam Debat Kelima Pemilu Tahun 2024

Must read

JAKARTA – Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) pada Minggu (4/2) menggelar Debat Kelima Calon Presiden Pemilu Tahun 2024.

Acara ini mempertemukan ketiga calon presiden (capres) yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo untuk beradu gagasan dalam membahas topik-topik yang temanya telah ditentukan.

Bertempat di Jakarta Convention Center, Jakarta, debat kali ini mengusung tema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan, teknologi informasi, kesejahteraan sosial, dan inklusi.

Baca Juga:

Prabowo Subianto selaku capres nomor urut dua menjadi yang pertama dalam memaparkan visi, misi, dan program kerja yang diusungnya dalam bidang tersebut.

Ia memaparkan rencana besar yang akan diwujudkannya jika terpilih sebagai presiden selanjutnya, yang disebutnya strategi transformasi bangsa.

Dijelaskan olehnya, inti dari strategi tersebut adalah meningkatkan kemakmuran bangsa dan terutama memperbaiki kualitas hidup seluruh rakyat Indonesia.

Salah satu proyek strategis strategi ini, katanya, adalah memberi makan bergizi untuk seluruh anak Indonesia, termasuk yang masih dalam kandungan ibunya, dari masa sekolah dini sampai dewasa.

Menurut Prabowo, proyek tersebut akan mengatasi angka kematian ibu saat melahirkan, kurangnya gizi yang dialami anak-anak stunting, menghilangkan kemiskinan ekstrem, menyerap semua hasil panen petani dan nelayan, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi minimal satu setengah sampai dua persen.

“Dengan demikian, kita mengatasi masalah-masalah fundamental dalam memperbaiki kualitas hidup rakyat Indonesia menuju kepada menghilangkan kemiskinan dari bumi Indonesia,” katanya.

Lebih lanjut, ia menjanjikan pembangunan rumah sakit modern di setiap kabupaten dan kota serta puskesmas modern di setiap desa di seluruh Indonesia.

Ia juga berkomitmen untuk mengatasi masalah kekurangan dokter dengan segera, dengan cara menambah 300 fakultas kedokteran di seluruh Indonesia dan mengirim anak-anak pintar Indonesia ke luar negeri untuk belajar kedokteran.

Tak berhenti sampai di situ, ia juga berniat untuk mengirim anak-anak pintar lainnya di Indonesia untuk belajar sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM) di luar negeri. 

“Kita rebut teknologi, kita rebut sains,” katanya dengan menggebu-gebu.

Pembangunan tiga juta rumah di pedesaan, pesisir, dan perkotaan serta perbaikan gaji untuk guru dan penyelenggara negara juga menjadi hal yang dijanjikannya.

“Kita tidak hanya sekadar mau pembangunan, kita mau transformasi bangsa kita di atas landasan ekonomi yang sudah dibangun Presiden Joko Widodo dan presiden-presiden sebelumnya,” katanya.

Setelah pemaparan dari Prabowo, giliran Ganjar Pranowo selaku capres nomor urut tiga yang membicarakan visi, misi, dan program kerjanya dalam bidang-bidang tersebut.

“Membangun Indonesia yang beradab kita mulai dari tiga bagian,” katanya saat membuka sesi pemaparannya.

“Kita punya kepribadian dalam kebudayaan dan itu mesti masuk di dalam jiwa insan Indonesia. Dan tentu saja, kesehatan menjadi yang pertama,” lanjutnya.

Ia kemudian menyebut bahwa tindakan preventif di dunia kesehatan, seperti olahraga dan makan sehat, adalah sesuatu yang paling bagus.

Meskipun begitu, tak lupa ia menyebut bahwa pihaknya berkomitmen menghadirkan satu fasilitas kesehatan lengkap dengan satu tenaga kesehatan di setiap desa.

Hal itu disebutnya demi memberikan yang terbaik untuk rakyat Indonesia, dengan menempatkan para ibu, anak, lansia, penyandang disabilitas, dan masyarakat adat di posisi yang sama di dalam layanan kesehatan di manapun.

Kalau itu semua sudah baik, katanya, maka waktunya untuk membangun pendidikan dan kebudayaan.

Dalam pendidikan, ia menjanjikan akses pendidikan yang baik, lebih inklusi, kurikulum yang mantap, fasilitas yang harus bisa memberikan akses terbaik untuk putra-putri Indonesia, serta jaminan nasib guru dan dosen.

Dengan pendidikan yang baik, masyarakat, termasuk perempuan dan penyandang disabilitas, disebutnya dapat memiliki keterampilan sehingga bisa merespons lapangan kerja dan mendapatkan upah yang baik.

Tidak berhenti sampai di situ. Ganjar juga mengatakan bahwa pembangunan harus berorientasi pada sumber daya manusia–yang dalam hal ini berarti manusia yang berperilaku baik.

“Ini semua bisa berjalan dengan cepat kalau digitalisasi dilakukan, infrastruktur teknologi informasi yang baik, tersebar, internetnya bisa cepat, dan mereka akan bisa mendapatkan media yang bagus untuk mengembangkan diri,” katanya.

Sebagai penutup, ia menyoroti proses demokrasi di Indonesia yang belakangan ini berisikan keresahan dari banyak pihak.

Menurutnya, keresahan itu harus menjadi catatan bersama yang mengatur bahwa kehidupan ber-Indonesia, berbudaya, “semua harus dalam koridor yang baik”.

“Tuanku adalah rakyat, jabatan ini hanya mandat,” pungkasnya.

Anies Baswedan selaku capres nomor urut satu menjadi yang terakhir dalam menyampaikan visi, misi, dan program kerjanya dalam debat kali ini.

Sebelum mulai berbicara, ia mengucapkan “waktunya perubahan” dalam bahasa Isyarat Indonesia.

Anies menyoroti ketimpangan yang menurutnya saat ini telah menjadi fenomena membahayakan bagi Indonesia.

Tidak hanya di antara Si Kaya dan Si Miskin, ketimpangan di Indonesia bahkan disebutnya hadir di antara Jakarta dan luar Jakarta, Jawa dan luar Jawa, desa dan kota, hingga di antara dunia pendidikan.

Akibat ketimpangan itu, Indonesia disebutnya memiliki berbagai masalah.

Mulai dari 45 juta orang yang belum bekerja dengan kayak, 70 juta orang yang tidak memiliki jaminan sosial, banyaknya orang yang tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan, belasan juta orang menjadi korban kesehatan mental dan kekerasan seksual, dan sebagainya.

Oleh sebab itu, ia berencana untuk mencapai lima hal dalam bidang ini.

Yaitu memastikan warga Indonesia hidup sehat–dan bila sakit ada pertolongan cepat, masyarakat tumbuh cerdas dengan biaya terjangkau, keluarga sejahtera karena upahnya layak, pemberian bansos sesuai kebutuhan, dan warga negara bangga dengan negaranya karena dijaga budayanya dan etikanya.

“Kita menginginkan persatuan karena ditopang dengan rasa keadilan. Persatuan itu tidak mungkin terjadi dalam ketimpangan, persatuan membutuhkan rasa keadilan,” katanya.

Anies juga menegaskan bahwa salah satu misinya adalah mewujudkan bangsa yang sehat, cerdas, sejahtera, berbudaya, dan bersatu.

Untuk mencapai misi itu, ia berjanji akan berprinsip pada konsistensi ucapan dan perbuatan, menjunjung kejujuran dan kearifan.

“Ini komitmen kami. Fokus pada pembangunan manusia Indonesia, menghadirkan kesetaraan, menghadirkan keadilan, dengan seperti itu kita ada persatuan. Perubahan saatnya kita kerjakan,” sambungnya.

“Katong bergerak, untuk perubahan, untuk seluruh rakyat Indonesia di manapun berada,” pungkasnya.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru