JAKARTA – Teknologi komunikasi keluaran perusahaan Apple Inc., seperti iPhone dan iMac, masih memiliki nilai sosial yang tinggi di kalangan masyarakat Indonesia, terlebih di kalangan remajanya.
Orang yang memiliki salah satu dari kedua benda tersebut, atau bahkan keduanya, tidak jarang dicap sebagai ‘orang berada’ yang status sosialnya lebih tinggi dibanding mereka yang tidak punya.
Maka, tidak heran rasanya ketika seseorang sangat mendambakan memiliki salah satunya dan berusaha keras untuk mewujudkan mimpinya tersebut.
Atau, sekadar terlihat seperti memilikinya.
Belakangan ini, jasa mengambil tangkapan layar atau screenshot melalui perangkat iPhone tengah ramai diperbincangkan di media sosial, khususnya di platform TikTok dan Twitter.
Tidak hanya jasa screenshot, orang-orang yang menawarkan jasa ini juga melayani jasa membuat tweet melalui iPhone, screen record, hingga pembuatan fake chat alias obrolan palsu.
Harga yang dipatok pun beragam, mulai dari Rp500 hingga Rp5.000, tergantung dari jenis layanan yang dipilih oleh sang pembeli.
Viralnya fenomena ini pun mengundang banyak reaksi dari netizen di media sosial.
Banyak yang berpendapat, orang-orang yang menggunakan jasa itu hanya mementingkan gengsi sehingga rela mengeluarkan uang untuk terlihat ‘lebih tinggi’ dengan tampil seolah-olah memiliki iPhone.
Misalnya, saat membuat tweet.
Seperti yang diketahui, setiap tweet memang didesain mencantumkan jenis Twitter apa yang digunakan oleh sang sang pengguna–sehingga mungkin itu lah yang dicari, yang ingin diubah.
Jika sang pengguna membuat tweet dari aplikasi Twitter yang berada di perangkat Android, maka akan ada tulisan “Twitter for Android” di bagian bawah tweet tersebut.
Ketika pengguna membuat tweet dari aplikasi Twitter yang berada di perangkat iPhone, maka tulisannya akan berbunyi “Twitter for iPhone”.
“awalnya w mikir jasa sewa iphone itu udah paling ga masuk akal, skrg malah ada jasa screenshot via iphone dan ngetwit via iphone biar dikira hpnya iphone udah pada gila orang2” tulis @unm******** di Twitter.
“Akan ada 2 tipe orang, yaitu orang yang kenyang makan nasi dan orang kenyang yang makan validasi.,” tulis @Rah********** sebagai respons tweet sebelumnya.
Meskipun begitu, beberapa orang menganggap ini bisa menjadi ladang cuan yang menjanjikan.
Jika kamu jadi salah satu yang tertarik untuk mencoba menggunakan jasa ini, perlu diingat bahwa data pribadi kamu mungkin terancam ketika memberikan username dan password kamu ke orang lain.
Meskipun penyedia jasa tersebut menjamin dirinya akan menjaga privasi dan akan langsung menghapus histori akses tersebut selepas pekerjaannya selesai, kita tidak tahu apa yang ada di sekitarnya.
Atau, jika kamu tertarik menjadi salah satu yang menyediakan jasa ini, pastikan kamu dapat dipercaya dan tidak menggunakan data orang lain sembarangan.