JAKARTA – Upaya penyaluran BBM bersubsidi tepat sasaran melalui pembelian dengan aplikasi MyPertamina mulai diuji coba hari ini, Kamis (1/7). Uji coba dilakukan terhadap 11 kabupaten/kota yang tersebar di 5 provinsi.
BBM bersubsidi yang masuk ke dalam tahap uji coba ini adalah pertalite dan solar.
Sementara itu, kesebelas kabupaten/kota yang akan menjalani uji coba adalah Kota Bukittinggi, Kabupaten Agam, Kota Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat; Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan; Kota Bandung, Kota Tasikmalaya, Kota Sukabumi, dan Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat; Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara; dan Kota Yogyakarta, DIY.
Adapun uji coba ini hanya diperuntukan bagi para pengendara kendaraan roda empat atau lebih.
Dengan kata lain, para pengendara motor di sebelas wilayah tersebut masih dibebaskan dari kewajiban terdaftar sebagai pengguna aplikasi MyPertamina.
“Masyarakat yang merasa berhak menggunakan pertalite dan solar dapat mendaftarkan datanya melalui website, untuk kemudian menunggu apakah kendaraan dan identitasnya terkonfirmasi sebagai pengguna yang terdaftar,” ujar Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Alfian Nasution, dikutip dari Kompas.
Dalam kesempatan yang berbeda, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menjelaskan bahwa masyarakat tidak perlu cemas dengan proses verifikasi data yang lama.
Pasalnya, proses ini dapat memakan waktu hingga 7 hari.
Masyarakat yang belum memiliki QR code sebagai tanda konfirmasi bahwa ia berhak mendapatkan BBM bersubsidi masih bisa membeli pertalite maupun solar seperti biasa.
“Jadi saya luruskan, jangan sampai beranggapan bahwa besok harus punya QR code, kalau enggak, ditolak. Saya katakan itu tidak benar,” ungkap Irto.
“Jadi, selama proses pendaftaran, semua proses pembelian masih seperti biasa,” imbuhnya.
Ia juga menegaskan bahwa uji coba kali ini hanya diperuntukan bagi pengendara kendaraan roda empat.
“Untuk roda dua tidak perlu khawatir, kita saat ini sedang fokus di kendaraan roda 4 (mobil),” ujarnya.
Banyak masyarakat mampu yang memanfaatkan BBM bersubsidi
Seperti yang disebutkan sebelumnya, langkah ini sejatinya dilakukan agar pertamina dapat menyalurkan BBM bersubsidi kepada para penerima yang berhak.
Irto menyebut bahwa 60 persen masyarakat mampu, atau mereka yang termasuk ke dalam golongan kaya, mengonsumsi hampir 80 persen konsumsi BBM bersubsidi.
Masyarakat rentan dan miskin hanya menikmati sisanya yang cukup terbatas itu.
“Jadi diperlukan suatu mekanisme baru, bagaimana subsidi energi ini benar-benar diterima dan dinikmati yang berhak,” papar Irto.