SURIAH – Suriah masih terus berjuang mencari para korban pasca rangkaian gempa dahsyat yang berpusat di Turki juga dirasakan oleh negara itu pada Senin (6/2) pagi.
Di tengah cuaca dingin, satu persatu korban berhasil dikeluarkan dari reruntuhan bangunan di daerah-daerah terdampak.
Ada yang selamat, ada juga yang telah tak bernyawa. Orang tua, anak muda, hingga anak-anak terjebak di bawah puing-puing dan hanya bisa menunggu hingga bantuan datang.
Sejumlah video yang mengabadikan momen penyelamatan pun beredar di media sosial. Video-video itu menunjukkan betapa mengharukannya pertemuan para korban dengan tim penyelamat.
Salah satu video menunjukkan proses penyelamat seorang anak perempuan dari reruntuhan bangunan di Jindires, Suriah.
Dalam video itu, seorang pria terlihat menggali puing-puing di sekitar tangan mungil yang terlihat muncul dari bawah.
Tak lama kemudian, suara rengekan anak perempuan mulai terdengar dengan samar. Suara itu kemudian disahuti oleh beberapa orang di belakang kamera yang mencoba menyakinkannya bahwa ia telah aman.
“Ayah kamu di sini, jangan takut. Noor, tolong lihat saya di sini,” ucap seseorang.
“Bicara kepada ayahmu. Lihat! Ayahmu di sini. Bicara ke ayahmu,” ucap orang itu lagi.
Proses penyelamatan itu berjalan perlahan dan sangat berhati-hati. Tidak ada yang tergesa-gesa dan panik ataupun histeris ketika menemukan sang anak.
Anak itu, Noor, mampu menggerakkan kepalanya ketika dipanggil. Wajahnya yang dipenuhi pasir dari puing-puing tampak ketakutan karena mungkin masih shock dengan peristiwa yang menimpanya.
“Alhamdulillah kamu selamat,” ucap pria yang merekam momen tersebut.
Pria yang menggali tadi pun berhasil membawanya keluar dari bawah reruntuhan–masih dengan sama tenangnya dan tidak tergesa-gesa.
Keberhasilan penyelamatan Noor kemudian disambut dengan ucapan syukur kepada Tuhan.
Suriah menjadi salah satu negara yang merasakan guncangan gempa yang menimpa Turki.
Dampak yang diterima negara berkonflik itu pun sedikit-banyak mirip dengan yang dialami Turki. Bangunan hancur, korban berjatuhan, dan kota-kota porak-poranda.
Jumlah korban jiwa dari kedua negara akibat bencana alam ini dilaporkan telah mencapai 4.000 orang.