JAKARTA – Banyak yang tidak tahu bila pemerintah Singapura hanya memberi izin kepemilikan selama 99 tahun atas rumah pribadi di negara tersebut. Kategori rumah pribadi yang dimaksud adalah rumah tapak dengan berbagai ukuran.
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dalam pidatonya dalam acara National Day Rally 2018 lalu mengatakan bahwa salah satu alasan mengapa apartemen yang sudah dibeli harus dikembalikan lagi kepada negara karena pemerintah akan mendaur ulang rumah tersebut. Dengan kata lain, mereka mengklaim akan membangun gedung apartemen model baru setelah masa berlaku apartemen tersebut berakhir.
Kebijakan ini menurutnya akan mendorong tiap generasi muda untuk membeli apartemen mereka sendiri. Hsien Loong yakin kebijakannya akan mendorong pemerataan sosial di masa depan. Ia mengakui bila tidak semua masyarakat Singapura kaya dan memiliki warisan untuk dibagikan ke anak cucu mereka.
Agar tidak timbul kesenjangan sosial, maka aturan yang sama juga berlaku atas rumah pribadi (landed house). “Pada kenyataannya, untuk rumah pribadi, pemerintah hanya menjual tanah untuk dipakai selama 99 tahun saja,” ungkapnya.
Ia mengaku memiliki alasan tepat untuk tidak bisa memperpanjang izin penggunaan lahan ini. Karena beberapa kondominium yang merupakan properti pribadi di negara tersebut ternyata sudah usang meski umurnya baru 50 tahun. Dan setelah 90 tahun nanti, lanjutnya, maka sistem mekanis kelistrikan rumah tersebut akan ikut usang.
Hal ini terjadi karena iklim tropis yang dimiliki negara tersebut. Menurutnya biaya perbaikan yang Ia pastikan sangat mahal kurang efektif.
“Kita mungkin akan menyimpan beberapa blok bangunan untuk dijadikan sebagai warisan atau sekedar karena alasan sentimental nanti,” katanya lagi.
Menurut Hsien Loong, flat, blocks dan townships lebih cocok untuk dihuni anak-anak generasi masa depan. Why are Government leases 99 years long? (NDR 2018).