THE EDITOR – Klaim swasembada beras yang dieluk-elukkan oleh Kementerian Pertanian tampaknya perlu dikaji kembali, pasalnya, di perkembangan impor beberapa komoditi pangan di bulan Januari-Agustus 2024 ini, beras menjadi satu dari tiga bahan pangan yang paling banyak diimpor oleh pemerintah setelah Gandum dan Meslin serta Gula.
Seberapa banyak beras yang telah diimpor oleh pemerintah hingga menarik banyak perhatian?
Badan Pusat Statistik (BPS) pada Selasa (17/9/2024) mengabarkan bila sejak periode Januari hingga Agustus 2024, Indonesia telah mengimpr 3,05 juta ton beras atau setara dengan US$1,91 Miliar.
Angka ini sangat fantastis karena di tahun 2023 lalu angka impor beras Indonesia di sepanjang tahun hanya mencapai US$1,8 Miliar dengan volume sebesar 3,06 juta ton. Angka tersebut diketahui melonjak dari tahun 2022 yang nilai impornya hanya berkisar di angka US$202,08 juta dengan volume sebesar 429.295 ton.
Baca Juga: Pengamat: Kenapa Presiden Jokowi Lindungi Kepala Bapanas Padahal Impor Beras Melonjak Drastis?
Terdapat tiga negara pengimpor beras tertinggi yang berhasil memasukkan beras mereka di Indonesia, yaitu Thailand (1,13 juta ton atau setara dengan US$734,78 juta), Vietnam (0,87 juta ton atau setara dengan US$542,86 juta) dan Pakistan (0,46 juta ton atau setara dengan US$290,56 juta).
Masih dari data BPS, di sepanjang tahun 2024 ini, periode tertinggi Indonesia mengimpor beras terjadi di bulan Maret dengan jumlah mencapai hampir 600 ribu ton.
Diperkirakan, nilai impor beras ini akan semakin meningkat mengingat angka impor yang sedemikian tinggi sudah terjadi bahkan di bulan Agustus.
IZIN IMPOR DIBERIKAN KARENA PRODUKSI BERAS TURUN
Harian KONTAN yang terbit pada Rabu (11/9/2024) merilis data bila target impor beras yang dicanangkan oleh pemerintah di tahun 2024 ini adalah 4 juta ton dengan kuota 3,5 juta ton diantaranya akan dilakukan oleh Perum Bulog.
Dikatakan bila Kepala Pusat Riset, Perencanaan Strategis dan Analis Kebijakan Perum Bulog Amrullah mendapat perintah impor langsung dari Kepala BAPANAS (Badan Pangan Nasional) Arief Prasetyo Adi langsung.
Masih dari KONTAN, Kepala BAPANAS mengatakan alasan ia memberikan izin impor kepada Bulog karena produksi beras terus menurun di tahun 2024 ini.
Baca Juga: Pengamat : Pembersihan Sedimen Laut Ala Presiden Jokowi Cukup Melibatkan BUMN dan Pemda, Bukan Pengusaha Nakal!
Ia menjelaskan bila di tahun 2024 di bulan Januari hingga Oktober hanya mencapai 26,93 juta ton atau lebih rendah 1,41 juta ton dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2023 lalu.
Sementara, lanjutnya, total konsumsi beras masyarakat di bulan yang sama mencapai 25,74 juta ton atau lebih banyak 0,98 persen dari periode serupa di tahun 2023 lalu.
MENTERI PERTANIAN KLAIM SURPLUS BERAS
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melalui pertanian.go.id merilis data bila dalam tiga bulan terakhir produksi beras di Indonesia meningkat.
“Berdasarkan data hasil Kerangka Sampling Area (KSA), Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional pada bulan Agustus diproyeksikan mencapai 2,84 juta ton, di bulan September 2,87 juta ton, dan di bulan Oktober diperkirakan mencapai 2,59 juta ton,” seperti dikutip.
“Jika dibandingkan dengan angka produksi di bulan yang sama pada tahun sebelumnya, selisihnya cukup signifikan yakni sebesar 356.329 ton di September dan 396.604 ton di Oktober. Selain itu, produksi padi berdasarkan data BPS pada periode Juni dan Juli 2024 mengalami surplus hingga 700 ribu ton,” tutupnya.
Saat berita ini diturunkan, The Editor telah mengirimkan pesan melalui WhatsApp kepada Staf Ahli Menteri Bidang Lingkungan Pertanian Prihasto Setyanto untuk dimintai keterangannya terkait kisruh ini. Redaksi akan terus memberikan anda informasi terbaru tentang topik impor beras ini.