JAKARTA – Ide swasembada bawang putih yang sempat membuat Indonesia disegani negara tetangga seperti Malaysia di masa Andi Amran Sulaiman menjabat sebagai Menteri Pertanian.
Amran yang saat itu berani menangkap para mafia pangan dan importir jahat bawang putih sangat terkenal dan menjadi panutan banyak orang.
Karena idenya yang brilian, di tahun 2017 lalu Amran diizinkan menambah anggaran sebanyak Rp1.000 Miliar atau setara dengan Rp1 Triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) dengan tujuan mengejar target swasembada bawang putih yang ditargetkan akan meledak di 2019.
Anggaran sebanyak ini saat itu diklaim dipakai untuk membuka lahan dengan luas pertanaman 1.900-an hektar.
Rencana penggunaan anggaran bawang putih sebesar Rp1.000 Miliar di tahun 2017
Dalam keterangan pers dan wawancara di depan publik, Amran Sulaiman mengatakan bila 1 Triliun uang yang diambil dari APBD 2017 akan dipakai untuk menambah benih bawang putih yang rencananya bisa dépanne tahun 2018 lalu.
Target perluasan lahan untuk penanaman bibit bawang putih ini diperkirakan mencapai 11.000 hektar.
Dari hasil bibit di tahun 2018 ini rencananya Amran Sulaiman akan menanam bawang putih di atas lahan seluas 20.000 – 30.000 hektar.
Amran Sulaiman dan seluruh jajaran Kementerian Pertanian kala itu optimism bila penanaman bawang putih itu akan dilakukan di tahun 2019 lalu.
Anggaran swasembada bawang putih di tahun 2018 mencapai Rp1.300 Miliar
Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian yang dijabat oleh Spudnik Sudjono tahun 2018 lalu mengatakan bahwa anggaran swasembada bawang putih harus ditingkatkan menjadi Rp1.300 miliar atau setara dengan Rp1,3 Triliun. Angka ini meningkat sebanyak 300 miliar dari awalnya yang hanya sebesar Rp1 Triliun.
“Anggaran kami hanya Rp1,3 triliun. Jumlah ini masih perlu ditambah untuk mencapai sasaran swasembada yang sudah ditetapkan,” katanya ketika memaparkan kinerja sektor hortikultura 2015-2018, Selasa, 27 Februari 2018.
Kata Spudnik, daerah yang akan dimanfaatkan untuk pengembangan bawang putih yakni Solok, Sumatera Barat, Bantaeng dan Enrekang, Sulawesi Selatan serta Banyuwangi, Jawa Timur.
Rencana besar swasembada bawang putih tahun 2019 gagal total
Salah satu alasan kegagalan rencana besar ini adalah karena belum cukupnya kebutuhan bibit bawang putih di Tanah Air. Hal ini diungkapkan langsung oleh pejabat baru Dirjen Hortikultura yaitu Suwandi saat itu.
Baca Juga: Dengan Foto Profil Naik Private Jet, Begini Jawaban Dirjen Hortikultura Mengapa Swasembada Bawang Putih Mundur Lagi Di Tahun 2021
Suwandi mengatakan, bawang putih yang sudah dipanen di tahun 2019 kemarin belum bisa dikonsumi karena masih dijadikan sebagai bibit baru di lahan yang baru.
Anehnya, di saat yang bersamaan Kementerian Pertanian memberikan kemudahan bagi para importir untuk melakukan kejahatan.
Di tahun 2019 Kementan menerbitkan kebijakan baru terhadap wajib tanam 5 persen dari Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH). Padahal sebelumnya aturan lebih ketat sudah diberlakukan demi terciptanya sistem ketahanan pangan yang baik di Indonesia.
Permentan 39 Tahun 2019 ini isinya membalikkan aturan dalam Permentan No. 38 Tahun 2017.
Dari Permentan 39 Tahun 2019 pada akhirnya diketahui bila Kementan kembali mengizinkan importir yang sudah mendapat raport merah melakukan aktivitas impor tanpa melaporkan realisasi wajib tanamnya.
Wajib tanam dan pelaporannya dilakukan usai pengusaha mengantongi RIPH. Hal ini tentu sangat bertentangan dengan aturan awal yang dikeluarkan sendiri oleh Kementerian Pertanian.
Rencana anggaran swasembada bawang putih di tahun 2020 meningkat lagi jadi Rp1,6 Triliun
Rencana swasembada bawang putih yang dikejar di tahun 2019 gagal dengan alasan bibit belum mencukupi.
Dirjen Hortikultura Suwandi dalam acara Evaluasi Wajib Tanam Dan Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan Peningkatan Produksi Bawang Putih Nasional di Yogyakarta pada Rabu, 26 Juni 2019 lalu mengatakan, agar sukses swasembada, pihaknya akan menambah anggaran pengembangan bawang putih sebesar Rp1.600 Miliar atau setara dengan Rp1,6 Triliun.
Kata Suwandi, hal tersebut sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Anggaran sebanyak itu menurut Suwandi harus dilakukan karena luas tanam bawang putih bertambah dua kali lipat.
Dimana di tahun 2020 target perluasan lahan penanaman bibit bawang putih mencapai 40.000 – 60.000 yang sejak awal diklaim ditargetkan sebanyak 20.000 – 30.000.
“Tahun 2021, luas tanamnya dua kali lipat dari tahun sebelumnya karena seluruh produksi dalam negeri diproses menjadi benih dalam negeri. Artinya apa? Seluruh kebutuhan dalam negeri sampai dengan 2021, itu dipenuhi dari impor. Jadi konsep swasembada bawang putih berbeda dengan komoditas lainnya. Kalau komoditas lainnya, jika produksi ditingkatkan impor akan dikurangi, namun untuk bawang putih tidak,” Kata Suwandi kala itu.
Suwandi juga beralasan saat itu bila swasembada bawang putih tahun 2021 harus terwujudkan karena selama 23 tahun terakhir ini, kebutuhan bawang putih hampir 100 persen bergantung pada impor. Hal ini dianggap tidak baik karena harga dikendalikan penuh oleh importir.
Belum sempat mencapai swasembada, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terkait suap impor bawang putih.
Dan disaat yang bersamaan jabatan Suwandi juga berpindah dari yang awalnya Dirjen Hortikultura menjadi Dirjen Tanaman Pangan.
Dan disaat bersamaan juga Andi Amran Sulaiman tidak lagi menjadi seorang Menteri Pertanian. Ia digantikan oleh Syahrul Yasin Limpo yang juga berdarah Makassar.
Target rencana swasembada bawang putih kembali gagal di tahun 2021
Anggaran untuk swasembada bawang putih ini setidaknya sudah menghabiskan anggaran hingga Rp3.900 Miliar atau setara dengan Rp3,9 Triliun.
Namun pada akhirnya swasembada pun gagal total. Hal ini diungkapkan langsung oleh Prihasto Setyanto, Dirjen Hortikultura yang menggantikam posisi Suwandi saat itu.
Swasembada bawang putih tidak tahun 2021,” kata Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Prihasto Setyanto saat dihubungi lewat pesan singkat Whatsaap pada Jumat (26/3) malam.
Foto profil Prihasto di Whatsaap yang terlihat tengah naik ke pesawat jet pribadi (private jet) dengan pakaian dinas berwarna cokelat tua kehijauan ini juga sangat ketus.
Pasalnya saat ditanya alasan mengapa swasembada bawang putih ditunda lagi, Ia menjawab agar awak media lebih baik mencari jawabannya di berita yang sudah tayang.
“Kalau mau tny bp di fe banyak foto2, silahkan cek di berita2,” demikian pesan yang diterima redaksi.
Namun beberapa saat kemudian Prihasto langsung menjawab bila benih belum cukup yang jadi alasan mengapa swasembada bawang putih tak kunjung jadi di tahun 2021 ini,
“Benih belum cukup,” katanya.
Jawaban Prihasto ini bertolak belakang dengan pejabat lama yang duduk di kursi Dirjen Hortikultura Suwandi. Dalam wawancara dengan redaksi pada 25 April 2019 lalu, Suwandi mengaku optimis bila swasembada bawang putih bisa dilakukan di akhir 2021 nanti.
“Akhir 2021 target swasembada,” ujar Suwandi saat dihubungi redaksi The Editor pada 25 April 2019 lalu.