MAKASSAR – Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulbar mempersembahkan Tari Ma’bundu pada sela-sela penutupan Festival F8, di Panggung Utama, Tugu MNEK, Minggu (28 /7).
Tari Ma’bundu termasuk dalam tarian kreasi dan terlahir dari tarian perang yang dipadukan dengan beberapa tarian tradisional lain.
Dikisahkan Tari Ma’bundu tidak lepas dari sejarah masa lalu mengenai cerita peperangan pada masa lalu. Perang ini ditujukan untuk adu ketangkasan.
Dulunya, para pahlawan melawan penjajah Belanda. Mereka melawan penjajah dengan begitu berani. Bahkan, mereka tidak akan pulang jika tidak membawa kepala musuh.
Para pahlawan yang kembali dari perang dan berhasil membawa kepala musuh, akan disambut oleh kaum wanita.
Serta para penari akan menyambut dengan penuh suka cita dan gembira.
Peristiwa itu begitu digambarkan dengan sangat baik oleh puluhan penari yang terdiri dari lelaki dan perempuan ini.
Meski suara musik juga tabuhan gendang seperti tabuhan genderang perang yang begitu menegangkan tidak menyurutkan antusias para penonton.
Pengunjung benar-benar larut dan mengapresiasi talent yang menampilkan dengan totalitas.
Dalam durasi 15 menit lebih itu, para penari dari Sanggar Bursa Santigi Kabupaten Mamuju ini benar-benar menghipnotis penonton.
Mereka betul-betul menampilkan menunjukkan performa terbaiknya. Tepuk tangan dan riuh audiens menambah semangat mereka.
Di panggung utama ini, terlihat para penari membuktikan diri bahwa gerak-langkah mereka tergambarkan sebagaimana suasana perang kala itu.
Pada sela-sela sebelum penutupan, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto turut mengapresiasi perwakilan Mamuju ini.
Ia bilang, dirinya begitu takjub dengan pertunjukan budaya dari anak-anak lokal Makassar, Sulsel hingga Mamuju Provinsi Sulbar.
“Kita bisa lihat penampilan mereka tidak kalah dengan seniman kelas dunia,” kata Danny Pomanto sapaan akrabnya pada sambutannya di sela-sela menutup F8 Makassar.