
INDIA – Seorang dokter residen di sebuah rumah sakit swasta di Delhi bernama dr Vivek Rai bunuh diri di tengah serbuan virus corona yang membunuh ribuan nyawa di India.
NDTV melaporkan bahwa dokter Rai telah berjaga di rumah sakit tersebut selama satu bulan.
Mantan Ketua Asosiasi Dokter Medis India, dr Ravi Wankhedkar mengatakan bahwa setiap harinya Rai menangani sekitar 7-8 pasien yang kritis akibat terinfeksi virus corona. Kematian pasien yang terjadi dalam waktu cepat ternyata membuat dokter muda tersebut depresi.
“Situasi yang membuat dia frustasi dan mengambil keputusan yang sulit untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Dia tidak tahan melihat penderitaan dan emosi orang-orang yang meninggal dalam penangannya,” ujar dr Wankhedkar lewat akun Twitternya seperti dilansir dalam NDTV, Sabtu (1/5).
Dr Wankhedkar melaporkan bahwa dr Rai meninggalkan seorang istri yang tengah hamil dua bulan. Kematian dr Rai ini menimbulkan ketegangan baru secara emosional yang besar dalam penanganan pasien terinfeksi Covid-19 di rumah sakit tersebut.
Pasalnya, kematian dr Rai ini dinilai terjadi karena dibunuh oleh sistem yang tengah terjadi di India, dimana masyarakat frustasi karena minimnya fasilitas kesehatan dasar untuk melayani pasien penderita virus corona.
“Ilmu pengetahuan yang buruk, politik yang buruk, dan pemerintahan yang buruk juga jadi penyebab terbunuhnya dr Rai, tambahnya lagi.
Berdasarkan data dari kepolisian di Malviya Nagar, Delhi Selatan diketahui bahwa dr Rai memang benar meninggal dunia karena bunuh diri. Jenazah dr Rai telah dibawa ke AIIMS untuk diperiksa dan penyelidikan penyebab kematiannya pun tetap akan berlangsung.
Untuk diketahui, lonjakan kasus Covid dalam beberapa pekan terakhir telah menyebabkan gelombang emosi yang luar biasa di media sosial. Aksi ini dilakukan karena keluarga dari pasien yang terinfeksi virus corona putus asa dan berusaha mencari oksigen atau kamar perawatan di rumah sakit.